Sampai saat ini Bali masih menjadi perhatian dan fokus bagi banyak pihak, mengingat statusnya yang masih belum bebas kembali dari penyakit rabies. Hal ini terbukti dari bermacam komponen pengendalian penyakit yang terus dilakukan
Denpasar (ANTARA) - Provinsi Bali menerima 200 ribu dosis vaksin rabies dari Departemen Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia, di mana Australia sendiri memberikan 400 ribu dosis kepada Pemerintah Indonesia dengan sebagiannya untuk Provinsi Bali.

Atas bantuan itu, Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati di Denpasar, Selasa menyampaikan terima kasih karena Bali sendiri merupakan daerah prioritas di Indonesia dalam hal penanganan kasus rabies.

“Sampai saat ini Bali masih menjadi perhatian dan fokus bagi banyak pihak, mengingat statusnya yang masih belum bebas kembali dari penyakit rabies. Hal ini terbukti dari bermacam komponen pengendalian penyakit yang terus dilakukan,” katanya.

Adapun upaya dan strategi yang dilakukan Pemprov Bali selama ini adalah sosialisasi, vaksinasi, eliminasi, pengawasan lalu lintas hewan penular rabies (HPR), survailans, dan kontrol populasi.

Seluruh upaya tersebut nyatanya belum mampu menghilangkan kasus rabies di Pulau Dewata, bahkan sebelum 200 ribu dosis vaksin dari Australia tiba, pemerintah telah mengalokasikan 480 ribu dosis sepanjang 2023.

“Total cakupan vaksinasi rabies pada HPR di Provinsi Bali sampai hari ini telah mencapai 70 persen dan sesuai dengan komitmen bersama, tahun 2024 tidak ada lagi timbul korban jiwa akibat rabies,” kata Wagub yang akrab dipanggil Cok Ace.

Saat ini Pemprov Bali juga telah membentuk tim siaga rabies (Tisira) di empat kabupaten, yaitu Buleleng di 148 desa, Jembrana 30 desa, dan Karangasem 52 desa, di mana Tisira sendiri adalah hasil kerja sama pemerintah daerah dengan Australia Indonesia Health Security Partnership (AIHSP).

Dengan bertambahnya stok vaksin rabies di Bali, ia berharap kerja keras seluruh pihak akan mendapat hasil sesuai harapan yaitu masyarakat terjamin kenyamanan dan keamanannya dari ancaman rabies.

“Masyarakat hidup nyaman, wisatawan semakin banyak dan dapat menikmati liburannya serta ekonomi meningkat,” kata Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati .

Sementara itu Konsul Jenderal Australia di Bali Anthea Griffin mengatakan bahwa kerja sama bidang kesehatan antara Australia dan Indonesia sejatinya telah berjalan lama, di mana negaranya mendukung Indonesia dalam pengentasan rabies.

Ia berharap, 400 dosis vaksin yang diberikan Pemerintah Australia dapat bermanfaat dengan maksimal untuk menekan kasus rabies.

“Khususnya Bali yang mendapat bantuan 200 ribu vaksin rabies tahun 2023 dan nanti 2024 akan mendapat bantuan kembali 200 ribu vaksin dapat dimanfaatkan dan distribusikan dengan baik,” demikian Anthea Griffin.

Baca juga: Kemenkes RI kirim 30 ribu dosis vaksin anti rabies ke Bali

Baca juga: Pemprov Bali pastikan vaksin rabies tersedia dalam jumlah cukup

Baca juga: Koster: Pencabutan bebas visa dan rabies tak berdampak pada pariwisata

Baca juga: Dinkes Bali catat 22 kasus kematian akibat rabies selama 2022

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023