Seoul (ANTARA News) - Korea Utara (Korut), Kamis, memperbarui ancaman akan menutup secara permanen zona industri Kaesong yang dikelola bersama Korea Selatan (Korsel), dan menyalahkan kebijakan "konfrontasi" presiden baru Korsel, Park Geun-Hye.

Pyongyang mengumumkan penarikan 53.000 pekerjanya dan menghentikan operasi di Kaesong pada awal pekan ini, karena ketegangan militer di semenanjung Korea kian memanas.

Presiden Park, yang dilantik pada akhir Februari, menggambarkan langkah itu sebagai "sangat mengecewakan" dan memperingatkan Korea Utara bahwa tindakan tersebut akan berdampak pada kepercayaan para calon investor.

"Tak perlu dikatakan bahwa kawasan industri Kaesong akan dihentikan dan seharusnya rezim Park Geun-Hye terus mengejar konfrontasi," kata Biro Bimbingan Pusat untuk Pembangunan Zona Khusus Korea Utara.

"Pemegang kekuasaan di Korea Selatan saat ini tidak pernah bisa mampu menyingkirkan tanggung jawab untuk memiliki Kaesong, yang selamat bahkan saat pengkhianat Lee Myung-Bak berkuasa, tetapi semuanya ditutup," kata seorang juru bicara biro.

Selama kampanye presiden, Park telah mengatakan dia akan lebih bersikap luwes dalam berurusan dengan Korea Utara ketimbang pendahulunya Lee, yang mengambil sikap garis keras terhadap Pyongyang.

Tetapi ketegangan baru nuklir Korea Utara memicu siklus meningkatnya ketegangan yang telah menempatkan pemulihan hubungan terbakar dan jauh ke belakang.

Juru bicara Biro mengatakan, Korea Selatan yang "gila perang" bertanggung jawab untuk keputusan menangguhkan aktivitas 123 perusahaan Korea Selatan di Kaesong, yang terletak 10 kilometer (enam mil) di dalam wilayah Korea Utara.

Pyongyang telah marah dengan pernyataan Menteri Pertahanan Kim Kwan-Jin bahwa Korea Selatan memiliki rencana kontingensi "militer" untuk menjamin keamanan rakyatnya yang bekerja di zona.

Ia juga marah terhadap media Korea Selatan dan para analis yang mengatakan bahwa Korea Utara tidak akan berani menutup Kaesong - yang menjadi sumber penting devisa negara.
(AK)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013