Yogyakarta (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memfasilitasi para pelaku industri kecil menengah (IKM) di provinsi ini mencari alternatif negara tujuan ekspor seiring masih lesunya perekonomian Amerika Serikat dan Uni Eropa.

"Kami fasilitasi bagaimana mencari 'buyer' dari negara lain, kemudian jangan lupa bahwa kita juga punya potensi pasar dalam negeri," kata Kepala Disperindag DIY Syam Arjayanti di Yogyakarta, Rabu.

Perekonomian Eropa dan Amerika Serikat yang melambat, kata dia, membuat ekspor produk IKM di DIY mengalami penurunan.

"Hampir di semua sektor terdampak mulai kerajinan, kayu, mebel, sampai garmen," kata dia.

Akumulasi nilai ekspor DIY sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai 232,7 juta dolar AS atau turun 24,3 persen dibanding periode yang sama pada 2022.

"Juni 2023 menurut BPS kita masih surplus 32,9 juta dolar AS. Cuma memang kalau dibandingkan tahun kemarin surplusnya bisa mencapai 43,7 juta dolar AS sehingga memang turun," kata dia.

Sejumlah negara alternatif tujuan ekspor IKM DIY yang saat ini direkomendasikan Disperindag DIY antara lain negara-negara di Timur Tengah, Asia Tenggara, serta Afrika.

Menurut Syam, Disperindag DIY bakal berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Timur Tengah untuk mempertemukan 'buyer-buyer' potensial termasuk yang ada di Arab Saudi dengan IKM DIY.

"Arab itu tidak terimbas secara ekonomi, karena di sana potensinya memang luar biasa. Hanya di Arab itu memang kepercayaan harus diraih dulu. Kalau kepercayaan sudah dapat, di sana akan mudah mulus untuk berikutnya," kata dia.

Disperindag DIY juga bakal memfasilitasi pelaku IKM untuk mengikuti pameran berskala internasional.

Meski demikian, kata Syam, selain alternatif pasar luar negeri, Indonesia sendiri merupakan potensi pasar produk IKM yang luar biasa dengan jumlah penduduk mencapai 278 juta jiwa.

"Kami juga arahkan mereka menggarap pasar lokal. DIY sendiri kan juga potensi pariwisata yang mungkin membutuhkan buah tangan, butuh kerajinan yang kas yang menggambarkan DIY," kata dia.


Baca juga: Asmindo DIY minta pemerintah promosikan mebel ke pasar internasional

 

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023