Aussie tenggelam hampir 1,0 persen setelah rilis data ketenagakerjaan, menyeret dolar Selandia Baru di sampingnya
Singapura (ANTARA) - Dolar mendorong yen lebih dalam ke wilayah intervensi di awal sesi Asia pada Kamis, karena ekonomi AS yang tangguh menggarisbawahi perlunya suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, sementara Bank Sentral Jepang (BoJ) yang sangat dovish berjuang untuk mempertahankan sikap kebijakannya.

Dolar Australia jatuh setelah tenaga kerja Juli di negara itu tiba-tiba turun, sementara tingkat pengangguran naik lebih dari yang diharapkan.

Aussie tenggelam hampir 1,0 persen setelah rilis data ketenagakerjaan, menyeret dolar Selandia Baru di sampingnya.

Yen mencapai titik terendah di 146,565 per dolar pada awal perdagangan Asia, level terendah sejak November, setelah mendapat tekanan baru sebagai akibat dari perbedaan suku bunga antara AS dan Jepang.

Meskipun sebagian besar pasar uang memperkirakan Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada September, dengan beberapa taruhan bahwa bank sentral mungkin telah menyelesaikan siklus pengetatannya, serangkaian data ekonomi AS yang tangguh baru-baru ini telah memperkuat pandangan bahwa suku bunga akan tetap pada tingkat yang restriktif untuk beberapa waktu.

Data pada Rabu (16/8/2023) menunjukkan bahwa pembangunan rumah satu keluarga AS melonjak pada Juli dan izin untuk konstruksi di masa depan meningkat, sementara laporan terpisah mengungkapkan produksi di pabrik-pabrik AS secara tak terduga meningkat kembali bulan lalu.

"Kami membuat AS tetap tangguh, di bawah beban suku bunga tinggi," kata Carol Kong, ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia (CBA).

"Meskipun inflasi telah turun jauh, itu masih jauh dari target (The Fed) 2,0 persen, jadi saya pikir FOMC harus bersabar dan mempertahankan kebijakan moneter pada tingkat yang ketat untuk memenangkan perang melawan inflasi."

Itu menimbulkan masalah bagi yen, yang telah berjuang dalam menghadapi perbedaan suku bunga yang meningkat sejak Fed memulai siklus pengetatannya tahun lalu, sementara BoJ terus mempertahankan suku bunga sangat rendah di Jepang.

Mata uang Jepang berada dalam pengawasan ketat sejak menyentuh level kunci 145 per dolar untuk pertama kalinya dalam sekitar sembilan bulan Jumat lalu (11/8/2023), menyeberang ke zona yang memicu intervensi oleh otoritas Jepang pada September dan Oktober tahun lalu.

"Kenaikan tajam dalam dolar/yen pasti telah meningkatkan risiko bahwa otoritas Jepang harus masuk ke pasar valas lagi untuk mendukung yen," kata Kong.

Di tempat lain, euro turun 0,07 persen menjadi 1,08695 dolar, sementara sterling turun 0,1 persen menjadi 1,27195 dolar.
Meskipun terjadi penurunan tajam dalam tingkat inflasi utama Inggris, ukuran utama pertumbuhan harga yang dipantau oleh Bank Sentral Inggris gagal mereda pada Juli, data pada Rabu (16/8/2023) menunjukkan.

"Kami memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada September dan November, untuk suku bunga kebijakan puncak 5,75 persen," kata ekonom Wells Fargo Nick Bennenbroek. "Pandangan kami tetap untuk pertumbuhan Inggris yang lebih lambat dan, pada akhirnya, resesi Inggris yang ringan."

Dolar Australia turun sebanyak 0,9 persen ke level terendah 0,6365 dolar AS setelah rilis angka ketenagakerjaan, sementara dolar Selandia Baru turun lebih dari 0,5 persen menjadi 0,5903 dolar AS, keduanya level terendah sejak November.

Baca juga: Yuan merosot lagi 90 basis poin menjadi 7,2076 terhadap dolar AS
Baca juga: Dolar AS menguat ditopang risalah Fed dan data konstruksi perumahan
Baca juga: Kekhawatiran China seret yuan, Aussie di Asia, sementara dolar stabil

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023