Pontianak (ANTARA) - Ketua HKTI Kabupaten Landak Karolin Margret Natasa membuat kesepakatan bersama Ketua Umum HKTI Moeldoko untuk memaksimalkan pelatihan pembuatan pupuk organik bagi petani untuk mengantisipasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk di Kabupaten Landak dan Kalbar umumnya.

Dalam upaya menyikapi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk HKTI Kabupaten Landak telah memberikan pelatihan pembuatan pupuk organik pada para petani.

"Di lapangan saat ini memang kenyataan pupuk sulit didapat dan harganya mahal, namun produksi pertanian harus terus berjalan," kata Karolin di saat menghadiri pelantikan pengurus HKTI Kalbar di Pontianak, Jumat.

Menyikapi hal tersebut, kata Karolin, HKTI Kabupaten Landak memberikan pelatihan bagi para petani cara membuat pupuk organik dari bahan yang ada di sekitar dengan biaya murah.

Karolin menjelaskan untuk efek pupuk buatan organik tidak bisa singkat, seperti pupuk dengan campuran bahan kimia yang dalam hitungan hari atau minggu sudah bisa kelihatan hasilnya.

"Dari sisi manfaat pupuk organik buatan ini juga tidak kalah dengan pupuk kimia. Saya berharap pelatihan tersebut bisa menjadi solusi petani dalam menyediakan pupuk bagi kebutuhan pertanian di Landak,” jelas Karolin.

Bupati Landak periode 2017-2022 Karolin Margret Natasa mengungkapkan bahwa sektor pertanian untuk penghasilan padi di 2022 merupakan paling tinggi se-Kalimantan Barat, begitu juga dengan produksi hortikultura tanaman sayuran, saat ini tengah ditingkatkan produksinya.

Produksi padi di Kabupaten Landak bisa mencapai 50 ribu ton per tahun. Berbeda dengan lima tahun lalu, dimana hasil pertaniannnya hanya lima ribu ton per tahun.

"Harapan Saya pada produksi sayur mayur itu juga paling tidak bisa mencukupi kebutuhan masyarakat di Kabupaten Landak," kata Karolin.

Terkait soal kratom, dia menjelaskan produksi di Landak tidak terlalu banyak. Kratom sendiri ada beberapa tipe. Jika kualitas kratom di Landak bisa menyamai kratom di Kapuas Hulu, dia pun melihat ini menjadi sebuah peluang.

"Namun untuk menuju ke sana, pastinya perlu dilakukan penelitian terkait jenis kualitas kratom itu sendiri," katanya.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Moeldoko menyinggung soal kelangkaan dan kenaikan harga pupuk pada kegiatan pelantikan kepengurusan HKTI Provinsi Kalimantan Barat periode 2023-2028.

Dia menjelaskan hal tersebut dikarenakan iklim suhu politik dunia yang sedikit panas sehingga turut mempengaruhi harga pupuk menjadi mahal, sementara kemampuan negara dalam memberikan pupuk subsidi pada para petani belum cukup merata.

"Untuk mengatasi hal ini petani diminta mencari alternatif, karena sumber pertanian memang mesti terus berjalan sebab dari pundak petanilah kehidupan terus berjalan. Jika petani menyerah pasti akan menyulitkan semua pihak," kata Moeldoko.

Baca juga: Bupati Madiun minta petani tingkatkan penggunaan pupuk organik

 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023