Lombok, Nusa Tenggara Barat (ANTARA) — Pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat mengumumkan akan segera dibangun pabrik Compressed Biogas (CBG) di Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

Hal ini ditandai dengan peletakan batu pertama yang dilakukan langsung oleh Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalillah pada Kamis (17/08). 

“Provinsi NTB memiliki target ambisius untuk mencapai target penurunan emisi sebesar 3 juta ton CO2, karenanya kita harus mulai mengolah limbah kita menjadi bermanfaat seperti tongkol jagung yang jumlahnya melimpah di NTB sehingga memiliki nilai tambah, dalam hal ini diubah menjadi CBG”, ujar Zulkieflimansyah atau yang akrab dipanggil Zul.

Pabrik yang dibangun oleh PT Kaltimex Energy bekerjasama dengan BUMD NTB dan PT Gerbang NTB Emas (GNE) ini, akan mengolah sampah pertanian berupa tongkol jagung menjadi bahan baku pembuatan CBG. Produk ini dapat digunakan sebagai substitusi LPG (Liquified Petroleum Gas), yang akan dimanfaatkan oleh industri  hotel, restoran dan cafe (HORECA). 

Pabrik CBG ini mampu menghasilkan hingga 10 ton CBG per hari.

PT Kaltimex Energy menargetkan Commercial Operation Date Pabrik CBG pada tahun 2025. Keberadaan Pabrik CBG di Lombok ini diharapkan dapat menurunkan emisi sebesar 5.448 ton CO2 per tahun, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, dan menyelesaikan permasalahan sampah.

Zul melanjutkan, pabrik CBG ini mewakili dua isu penting yaitu industrialisasi dan zero waste. Kedua hal ini menjadi bagian tak terpisahkan dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. 

“Provinsi NTB memiliki target yang ambisius untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 di mana target tersebut diimplementasikan ke dalam 3 program, yaitu Green Tourism, Green Energy dan Green Industry,” ungkapnya.

Sementara itu, mewakili Kementerian ESDM, Trois Dilisusendi selaku Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi, Ditjen EBTKE, menyampaikan, pabrik CBG di Lombok Barat ini akan mengisi kebutuhan elpiji untuk industri dan komersial di NTB. Dengan demikian, NTB menjadi mandiri energi serta mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam percepatan target nol emisi karbon.

“NTB miliki potensi besar biomassa dari limbah pertanian, terutama tongkol jagung yang mencapai 180 ribu ton, dengan teknologi dapat dimanfaatkan menjadi CBG. 

Pemerintah pusat terus mendorong pemanfaatan biogas, salah satunya dukungan kebijakan pengadaan biogas sebagai bahan bakar lain”, ungkap Trois.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023