Seoul (ANTARA) - Terduga peretas (hacker) Korea Utara telah menargetkan untuk memperoleh informasi mengenai latihan militer gabungan AS-Korea Selatan pekan ini meski tidak ada informasi rahasia yang diretas, demikian menurut polisi Korsel, Minggu (20/8).

Pasukan Korsel dan AS pada Senin akan memulai latihan musim panas Ulchi Freedom Guardian selama 22 hari untuk meningkatkan kemampuan mereka menghadapi ancaman rudal dan nuklir Korut yang meningkat.

Korut menyatakan keberatan terhadap latihan gabungan tersebut dan menyebutnya sebagai persiapan oleh AS dan sekutunya Korsel untuk melakukan invasi ke Korut.

Para peretas diduga terkait dengan sebuah grup Korut yang disebut periset sebagai Kimsuky, dan mereka melancarkan aksi peretasan melalui surat elektronik ke kontraktor Korsel yang bekerja di pusat simulasi latihan perang gabungan Korsel-AS, kata Polisi Provinsi Gyeonggi Nambu dalam pernyataannya.

"Sudah dikonfirmasi bahwa informasi terkait militer tidak dicuri," kata pernyataan polisi pada Minggu.

Korut sebelumnya telah menyangkal memiliki andil dalam serangan siber.

Peretas Kimsuky telah lama menggunakan "spear phishing" trik melalui surat elektronik yang memancing pembacanya untuk memberikan password atau mengklik lampiran yang memuat malware, menurut penelitian.

Polisi Korsel dan militer AS menggelar penyelidikan bersama dan menemukan alamat IP yang digunakan dalam peretasan itu cocok dengan satu alamat yang diidentifikasi pada peretasan di tahun 2014 terhadap operator reaktor nuklir Korsel, kata polisi.

Saat itu, Korsel menuduh Korut sebagai dalang serangan siber itu.

Sumber: Reuters
Baca juga: Peretas Korut bobol keamanan pembuat rudal top Rusia
Baca juga: Mata uang kripto senilai Rp10 triliun dicuri peretas Korut dari Jepang
Baca juga: Peretas Korut diduga dalangi pencurian aset kripto 100 juta dolar

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023