Bengaluru/Washington (ANTARA) - Badan antariksa India sedang berupaya mendaratkan pesawat ruang angkasa di kutub selatan Bulan, sebuah misi yang dapat meningkatkan ambisi luar angkasa India serta mengembangkan pengetahuan akan air es di Bulan.

Air es di Bulan disebut sebagai salah satu sumber daya paling berharga di satelit Bumi tersebut.

Inilah hal yang perlu diketahui mengenai keberadaan air dalam bentuk beku di Bulan - dan mengapa berbagai badan antariksa dan perusahaan swasta melihatnya sebagai kunci untuk membuat koloni di Bulan, pertambangan di Bulan, serta membantu misi potensial ke Mars.

Bagaimana ilmuwan menemukan air di Bulan?

Sejak awal 1960-an, sebelum pendaratan Apollo pertama, para ilmuwan berspekulasi bahwa air mungkin ada di Bulan. Sampel yang dikembalikan kru Apollo untuk dianalisis pada akhir 1960-an dan awal 1970-an tampak kering.

Pada 2008, para peneliti Universitas Brown mengunjungi kembali sampel Bulan tersebut dengan teknologi baru dan menemukan hidrogen di dalam manik-manik kecil kaca vulkanik.

Pada 2009, sebuah instrumen NASA di atas kapal Chandrayaan-1 milik Organisasi Riset Antariksa India mendeteksi air di permukaan Bulan.

Masih di tahun yang sama, wahana NASA lainnya yang menghantam kutub selatan menemukan air es di bawah permukaan Bulan. Misi NASA sebelumnya, Lunar Prospector 1998, telah menemukan bukti bahwa konsentrasi air es tertinggi berada di kawah bayangan kutub selatan.

Mengapa air di Bulan sangat penting?

Para ilmuwan tertarik pada kantong air es purba karena mereka dapat memberikan catatan tentang gunung berapi di Bulan, materi yang dikirimkan komet dan asteroid ke Bumi, dan asal mula lautan.

Jika air es ada dalam jumlah yang cukup, hal itu bisa menjadi sumber air minum untuk eksplorasi Bulan dan bisa membantu untuk mendinginkan peralatan.

Selain itu, air es tersebut juga bisa dipecah untuk menghasilkan hidrogen untuk bahan bakar dan oksigen untuk bernafas, serta mendukung misi ke Mars atau penambangan di Bulan.

Perjanjian Luar Angkasa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1967 melarang negara mana pun untuk mengklaim kepemilikan bulan.

Tidak ada ketentuan yang akan menghentikan operasi yang bersifat komersial.

Upaya yang didukung utamanya oleh AS untuk menetapkan seperangkat prinsip untuk eksplorasi bulan dan penggunaan sumber dayanya, yaitu Perjanjian Artemis, memiliki sebanyak 27 pihak penandatangan.

China dan Rusia belum menandatangani perjanjian tersebut.

Apa kesukaran dalam mendarat di kutub selatan Bulan?

Upaya pendaratan di Bulan telah gagal sebelumnya. Pesawat Luna-25 Rusia telah dijadwalkan untuk mendarat di kutub selatan Bulan pekan ini, tetapi mengalami lepas kendali saat mendekat dan jatuh pada Minggu (20/8).

Kutub selatan Bulan - terletak jauh dari wilayah khatulistiwa yang biasanya ditargetkan oleh berbagai misi sebelumnya, termasuk pendaratan Apollo berawak - penuh dengan banyak kawah dan parit yang dalam.

Misi Chandrayaan-3 ISRO berada di jalur untuk upaya pendaratan pada Rabu (23/8), kata badan antariksa itu.

Misi India sebelumnya gagal pada 2019 untuk mendarat dengan aman di dekat daerah yang disasar Chandrayaan-3.

Baik Amerika Serikat maupun China telah merencanakan misi ke kutub selatan Bulan.

Sumber: Reuters
Baca juga: India di ambang wujudkan pendaratan di Bulan
Baca juga: Misi pendaratan bulan Rusia bermasalah masuki orbit pra-pendaratan
Baca juga: India bersiap luncurkan roket yang mendarat di kutub selatan bulan

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023