Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha menyatakan kinerja Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina yang menunjukkan tren positif diharapkan membawa BUMN tersebut mampu bersaing dengan perusahaan migas global.

Menurut dia, kinerja positif PHE tersebut yakni mampu meningkatkan produksi migas pada tahun ini serta berbagai ekspansi di luar negeri, seperti Aljazair layak diapresiasi.

"Berbagai capaian tersebut, bisa menjadi jalan bagi PHE untuk sejajar dengan perusahaan kelas dunia," ujarnya melalui telepon di Jakarta, Rabu.

Terkait peningkatan produksi yang diraih PHE, menurut Satya hal itu sangat penting dalam menjaga ketahanan energi nasional, karena dengan demikian dapat menjamin ketersediaan pasokan.

"Kalau gas untuk mempertahankan konsumsi dalam negeri. Sedangkan ketersediaan pasok minyak untuk mengurangi impor,” ujarnya.

Selain itu dalam jangka panjang, tambahnya, kinerja PHE harus diletakkan ke dalam strategi ketahanan energi yang secara perlahan mengarah pada dekarbonisasi.

Secara terpisah praktisi migas Harry Poernomo menyatakan peningkatan produksi bagi perusahaan hulu migas seperti PHE menjadi indikator keberhasilan perusahaan.

Naiknya produksi PHE menurutnya juga akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri, yang pada gilirannya akan juga mengurangi pengeluaran devisa untuk impor.

PHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) sehingga produksi migas sebesar 1046 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD) atau peningkatan 8% dari tahun lalu.

Capaian ini didukung melalui penyelesaian rencana kerja pengeboran 7 sumur eksplorasi, 359 sumur pengembangan, 371 workover dan 16.286 well services. Selain itu, PHE juga mencatatkan survei Seismik 3D sepanjang 478 km2.

Sebelumnya Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita menyatakan perusahaan juga berhasil melakukan capaian strategis antara lain mendapatkan award WK eksplorasi dengan mayoritas sumber daya gas di Peri Mahakam & Bunga yang di Indonesia timur, East Natuna di area perbatasan negara Indonesia-Malaysia-Vietnam dan project strategis nasional Masela.

Temuan eksplorasi gas di Wilela, Wolai kompleks dan Mantapu 1-X juga dinilai mendukung babak baru ketahanan energi dan transisi gas nasional kedepan.


Baca juga: PHE catat produksi minyak 570 MBOPD dan gas 2.757 MMSCFD di semester-I

Baca juga: Pengelolaan Blok Masela oleh PHE diyakini gerakkan ekonomi KTI

Pewarta: Subagyo
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023