Sudah terbukti bahwa saya masih eksis menjual kopi Indonesia hingga saat ini
Berbekal pengalaman dan pemikiran tersebut, Hariyanto pun memutuskan untuk menghentikan usaha makanan tradisional dan mantap merintis usaha lapak kopi Indonesia berkonsep angkringan. Ia lantas meminta izin kepada dewan kota setempat untuk berjualan kopi di tempat lain dan beroleh akses untuk membuka lapak kopi di depan stasiun Parsons Green Fulham.

Rupanya, usaha tersebut membuahkan hasil jauh lebih manis dari kopi yang biasa ia jajakan. Sejak 3,5 tahun silam, ayah dari dua putri itu bisa meraup hasil penjualan bersih sebesar 600 hingga 700 poundsterling per hari. Kalkulasi keuntungan bisa menghasilkan angka yang berbeda ketika Hariyanto mendapatkan undangan untuk berpartisipasi dalam acara komunitas Indonesia atau gelaran kegiatan sejenis.

"Saya biasa menjual dengan harga 3.50 pounds per gelas. Tetapi kalau ada perayaan komunitas Indonesia atau semacam itu, saya jual dengan harga 3 pounds per gelas. Saya memberikan potongan harga khusus untuk komunitas Indonesia. Hitung-hitung bersedekah dengan sesama orang sendiri," katanya seraya tersenyum.

Semisal dalam satu hari mengikuti kegiatan komunitas Indonesia, Hariyanto mampu menjual sebanyak total 9 kilogram kopi dengan pendapatan kotor sebesar 1260 poundsterling. Dari jumlah tersebut, ia beroleh keuntungan bersih sekitar 600 hingga 700 poundsterling. Racikan kopi latte, cappuccino, americano, dan espresso menjadi senjata andalan Hariyanto.

"Enak sekali karena kerja ringan. Datang langsung buat kopi, nggak perlu persiapan memasak. Kalau makanan butuh waktu dua hari persiapan, belum lagi proses berbelanja. Kalau berjualan di tempat permanen meski dapat 1000 pounds, namun capek sekali. Walau selisih 400 pounds, namun saya lebih suka ini karena nice, nggak pusing. Jadi, it's not too bad that's all, actuallly," paparnya.

Baca juga: Kopi khas Indonesia mencatat potensi transaksi Rp306 miliar di Yunani

Ragam kopi Tanah Air

Sebagai bentuk kecintaan terhadap Tanah Air, Hariyanto menawarkan ragam kopi pilihan istimewa dari Indonesia yaitu kopi Jawa, Luwu Seko, dan Gayo di lapak kopinya. Ketiga jenis kopi tersebut, lanjutnya, merupakan kopi-kopi yang paling sering diekspor dari Indonesia ke pasaran London.

"Dari segi kuantitas, jenis kopi lain masih kurang dikenal di sini. Sedangkan tiga kopi tadi sudah akrab dan dipahami masyarakat lokal di sini. Saya berusaha untuk loyal dengan komunitas Indonesia sehingga saya tidak mau membeli kopi Kolombia, Brasil, atau Ethiopia. Kopi Indonesia adalah pilihan saya," tegasnya dengan sudut mata yang meruncing pertanda kekuatan prinsip.

Salah satu tujuan terbesar Hariyanto dalam menjajakan kopi di lapak miliknya memang menjembatani dan membantu para pedagang biji kopi dari Indonesia agar dapat mengekspor komoditas mereka kepada pihak-pihak penampung di London. Ia mengaku bisa memberikan panduan bagi para pengekspor biji kopi Indonesia untuk memilih dan memilah pasar yang tepat di kota tersebut. Menurutnya, selama ini kopi Indonesia memiliki citra yang baik di Inggris khususnya London karena berkualitas wahid.

"Saya paham dengan orang-orang yang punya kebun kopi di Indonesia karena pernah survei ke lokasi, tahu cara bertani, serta prosesnya. Hanya, kebanyakan petani atau pedagang biji kopi stuck, tidak tahu gimana cara ekspor dan mencari pelanggan di sini," katanya.
 
Hariyanto Radiman tengah melayani sejumlah pembeli kopi pada perhelatan "Pasar Rakyat" perayaan HUT ke-78 Republik Indonesia di Queens Park Community School, London, Inggris. ANTARA/Ahmad Faishal/aa.
Baca juga: Produk kopi Indonesia raup potensi transaksi Rp39,81 miliar di Taiwan

Soal kualitas dan rasa, ia berani memberikan jaminan bahwa biji kopi dari Indonesia tidak kalah bila disandingkan dengan biji kopi semisal dari Kolombia, Brasil, Guatemala, atau Ethiopia yang turut meramaikan pasar di sana. Sedangkan perihal kuantitas, Hariyanto menilai memang masih banyak hal yang perlu dicermati agar biji-biji kopi lokal Indonesia dapat lebih masif tersebar di berbagai pasar Kota London.

"Sudah terbukti bahwa saya masih eksis menjual kopi Indonesia hingga saat ini. Orang-orang di sini selalu datang lagi dan lagi untuk menikmati cita rasa kopi Indonesia yang sudah mereka cicip. Kopi Indonesia saya jamin tidak kalah, walau memang agak susah mencarinya karena kemungkinan pengiriman barang dari sana ke sini agak berbeda dengan negara lain," imbuhnya.

Bisa dipastikan Hariyanto akan langsung melakukan pembelian dalam jumlah tertentu ketika biji-biji kopi pilihan dari Indonesia tiba di London. Ia harus memesan sedikitnya 15 kilogram biji kopi sepekan sebelum berpartisipasi dalam sebuah bazar atau festival makanan. Sedangkan untuk berjualan harian, ia terbiasa memesan sebanyak 20 kilogram biji kopi setiap dua pekan sekali.

"Karena kalau memesan lebih dari dua pekan, maka biji kopi sudah tidak segar lagi. Jadi, saya berusaha ketika biji kopi dibuka dari tempatnya maka rasanya tetap crispy, enak, dengan aroma wangi. Kalau terlalu banyak memesan satu karung atau sebanyak 60 kilogram biji kopi, maka malah tidak akan enak hasilnya," bebernya.
Hariyanto Radiman bersama sang putri dan Duta Besar RI untuk London, merangkap Irlandia, dan IMO, Desra Percaya (kiri). ANTARA/Handout/aa.

Baca juga: KBRI dirikan Indonesia House of Beans Singapore

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023