Meningkatnya hasil investasi, antara lain dipengaruhi kinerja positif dari instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN)
Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyampaikan total hasil investasi industri asuransi jiwa di Indonesia tercatat meningkat signifikan sebesar 241,5 persen year on year (yoy) pada semester I-2023.

Hasil investasi industri asuransi jiwa tercatat menjadi sebesar Rp16,38 triliun pada semester I-2023, dari sebelumnya hanya sebesar Rp4,80 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

“Meningkatnya hasil investasi, antara lain dipengaruhi kinerja positif dari instrumen investasi Surat Berharga Negara (SBN),” ujar Budi dalam konferensi pers di Rumah AAJI, Menteng, Jakarta, Kamis.

Ia menjelaskan total investasi industri asuransi jiwa nasional tercatat sebesar Rp538,77 triliun pada semester I-2023, atau sekitar 87,6 persen dari total aset industri asuransi jiwa yang sebesar Rp615,01 triliun.

Total investasi pada paruh pertama 2023 tersebut meningkat tipis 0,4 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya sebesar Rp536,67 triliun pada periode yang sama 2022.

“Investasi mengalami peningkatan 0,4 persen. Peningkatan tersebut antara lain dipengaruhi oleh peningkatan pada sejumlah instrumen investasi, seperti saham, sukuk korporasi dan SBN,” ujar Budi.

Budi mengatakan industri asuransi jiwa turut berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan pasar modal melalui penempatan investasi jangka panjang pada instrumen saham, reksa dana, dan sukuk korporasi total sebesar Rp297,19 triliun.

Rinciannya, alokasi investasi pada instrumen saham sebesar Rp158,18 triliun, instrumen reksa dana sebesar Rp95,07 triliun, dan instrumen sukuk korporasi sebesar Rp43,93 triliun.

Sementara itu, alokasi investasi pada instrumen Surat Berharga Negara (SBN) dan deposito masing-masing secara berurutan sebesar Rp157,16 triliun dan Rp38,94 triliun.

Kemudian, alokasi investasi pada instrumen bangunan dan tanah sebesar Rp14,38 triliun, instrumen penyertaan langsung sebesar Rp23,75 triliun, dan lain- lain sebesar Rp7,34 triliun.

Budi menyebut peningkatan 241,5 persen (yoy) hasil investasi selama paruh pertama 2023 tersebut telah menopang pendapatan industri asuransi jiwa nasional menjadi senilai Rp107,32 triliun, atau meningkat tipis 1,8 persen (yoy) dibandingkan sebelumnya sebesar Rp105,44 triliun pada periode yang sama 2022.

“Harapannya dengan semakin membaiknya perekonomian ini, juga semakin meningkatkan minat masyarakat terhadap industri asuransi jiwa dan mampu mendorong pendapatan premi industri,” ujar Budi.

Baca juga: AAJI: Porsi klaim kesehatan 1,09 miliar dolar AS tak bernilai sedikit

Baca juga: AAJI tegaskan bakal blacklist agen asuransi yang berbuat curang

 

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023