Jakarta (ANTARA) - Tim nasional basket Lebanon ingin mengulangi kenangan manis saat bermain di Indonesia pada kejuaraan FIBA Basketball World Cup (FBWC) 2023 setelah pada tahun lalu menempati posisi kedua FIBA Asia Cup 2022 usai kalah dari Australia.

Pada FBWC 2023 Lebanon tergabung di Grup H bersama Prancis, Kanada, dan Latvia dengan pertandingan penyisihan grup digelar di Indonesia Arena, kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

"Jujur saya senang kembali ke Jakarta, saya punya kenangan bagus di sini. Saya gembira bisa memulai turnamen besok," kata point guard andalan Lebanon Wael Arakji saat mengikuti sesi konferensi pers di Indonesia Arena, Kamis.

Hal senada juga disampaikan oleh pelatih Lebanon Jad El-Hajj yang mengaku gembira bisa kembali ke Jakarta. Menurut dia, tahun lalu menjadi pengalaman yang luar biasa bagi seluruh elemen tim Cedars, julukan Lebanon. Lebanon kalah tipis 73-75 dari Australia pada final FIBA Asia Cup 2022 di Istora Senayan Jakarta.

"Sekarang kami bermain di Piala Dunia, event yang sangat besar. Menyenangkan berada di sini. Ini pengalaman pertama kami. Kami akan berjuang habis-habisan mewakili Lebanon. Sekali lagi, kami akan tunjukkan citra hebat dari bola basket Lebanon," tegas Jadd.

Arakji mengatakan, timnya akan melalui pertandingan yang tidak mudah karena masuk ke Grup H yang dilabeli grup maut karena di dalamnya tergabung Kanada, Prancis, dan Latvia.

“Tapi kami di sini untuk bertarung, menunjukkan kepada dunia siapa Lebanon," ujar Wael.

Lebanon akan melakoni laga pertama melawan Latvia pada Jumat (25/8) di Indonesia Arena. Pebasket 28 tahun itu cukup optimistis mampu memberikan penampilan terbaik melawan skuad asuhan Luca Banchi tersebut.

"Saya berharap (Kristaps) Porzingis (bintang Latvia) ada tapi sayangnya dia tidak main. Semoga kami bisa menyulitkan mereka dan membuat penonton bersorak," kata Wael.

Baca juga: GBK steril dari kendaraan bermotor, penonton diimbau naik bus shuttle

Pebasket yang menyandang gelar MVP FIBA Asia Cup 2022 itu menilai timnya berstatus sebagai tim underdog, tidak hanya di hadapan Prancis dan Kanada, tapi juga Latvia.

Status tersebut, kata dia, justru menjadi hal yang bagus karena tidak ada yang memperkirakan Lebanon akan menang sehingga membuat timnya bermain tanpa beban.

“Tapi kami tidak takut. Kami akan turun dan berusaha memberikan perlawanan terbaik kami," kata Wael.

Sementara itu, pelatih Lebanon El Hajj mengaku mengikuti banyak pertandingan Latvia, mulai dari kualifikasi sampai pertandingan pemanasan beberapa waktu lalu.

Menurutnya, pertandingan melawan Latvia akan menjadi laga yang bagus bagi timnya karena tim lawan telah menunjukkan konsistensi dalam laga-laga pemanasan dengan hanya kalah sekali melawan Lithuania.

“Mereka memainkan bola basket yang terorganisasi. Mereka akan jadi lawan yang bagus," ucap El Hajj.

Baca juga: Pelatih Spanyol: Indonesia Arena sangat besar berharap penonton penuh
Baca juga: Brazil taruh respek pada semua tim Grup G


Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023