Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia dan Kementerian Laut, Perairan Darat dan Perikanan Republik Mozambik menyepakati rencana aksi (PoA) kerja sama di bidang kelautan dan perikanan.

Penandatanganan PoA itu dilakukan oleh Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) I Nyoman Radiarta, mewakili KKP, dan Interim Permanent Secretary Eugénio De Amarante António, mewakili Kementerian Laut, Perairan Darat, dan Perikanan dari pihak Mozambik di Maputo, Mozambik pada Senin (21/8).

PoA ini merupakan implementasi dari nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani antara KKP dan Kementerian Laut, Perairan Darat dan Perikanan Mozambik pada 2018 lalu, yang kemudian telah diperpanjang pada 2021, dan berlaku selama tiga tahun hingga 2024.

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, mengatakan pihaknya mendorong kerja sama sektor perikanan dalam kerangka Selatan-Selatan.

Kepentingan untuk menyeimbangkan antara perlindungan ekologi, kesehatan lingkungan laut, dan pembangunan ekonomi mutlak memerlukan adanya kerja sama.

"Untuk itu Indonesia mendorong negara-negara yang menguasai teknologi perikanan sebagai mitra pembangunan, untuk memberikan dukungan teknis terhadap Negara Selatan-Selatan, dalam bentuk talent training dan capacity building," ujar Trenggono dalam keterangan resmi yang diterima, Jumat.

Ruang lingkup PoA ini meliputi pengembangan perikanan budidaya yang berkelanjutan; perencanaan tata ruang laut; pengolahan hasil perikanan dan komersialisasi; pencegahan, penghalangan, dan pemberantasan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur; konservasi laut dan eko wisata bahari; serta peningkatan kapasitas di bidang kelautan dan perikanan.

Setelah penandatanganan PoA, delegasi Indonesia melakukan pertemuan dan diskusi dengan para pejabat dari Kementerian Laut, Perairan Darat, dan Perikanan Mozambik yang membahas tentang kerja sama kelautan dan perikanan khususnya terkait peningkatan kapasitas SDM.

Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta mengatakan, hubungan Indonesia dan Mozambik telah terjalin kuat terutama dalam bidang peningkatan kapasitas SDM kelautan dan perikanan dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) sejak 2011.

"Kegiatan peningkatan kapasitas SDM yang pernah dikerjasamakan dan diberikan oleh Pemerintah RI kepada Mozambik dalam bentuk pelatihan-pelatihan di sektor kelautan dan perikanan yang dilaksanakan di Indonesia serta pengiriman tenaga ahli Indonesia ke Mozambik," ujar Nyoman.

Ia berharap, kegiatan peningkatan kapasitas tersebut dapat memberikan manfaat antara lain pemanfaatan resource center Indonesia berupa Balai Pelatihan Perikanan dalam rangka meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan negara-negara Afrika.

Adapun peningkatan kapasitas dalam kerangka KSS yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Mozambik antara lain International Training Program for African Countries on Marine Fisheries 2011 di Balai Budidaya Air Payau Situbondo.

Lalu, International Training Program on Freshwater Aquaculture for Asian, Pacific and African Countries 2012 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi.

Selanjutnya, International Workshop on Community Based Freshwater Aquaculture for Pacific and African Countries 2015 di Sukabumi.

Selain itu, ada International Training on Sustainable Fishery Product Development for African Countries 2016 di Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi.

Selanjutnya International Training on Fisheries for African and Middle East Countries 2017 di BPPP Ambon,  Workshop on Review of the Implementation of National Plan of Action to Prevent and Combat IUUF 2017 di Bali.

Lalu IFFAI Regional Training for Prosecutors 2019 di Jakarta; serta Workshop on Integrated Fish Information System for Mozambique: Towards Responsible Fish Production 2019 di Mozambik.

Baca juga: Indonesia-Mozambik sepakat optimalkan PTA hingga ekspor kereta

Baca juga: Pertamina Internasional-BHPL teken MoU kembangkan blok di Mozambik


 

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023