New York (ANTARA) - Korea Utara membela peluncuran terbaru roket pembawa satelit yang dilakukannya, dengan mengatakan peluncuran itu tidak menimbulkan bahaya terhadap keamanan negara-negara tetangga.

Pembelaan diri itu disampaikan Korut dalam sidang Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada Jumat (25/8). 

Korut juga menegaskan bahwa peluncuran itu merupakan hak kedaulatannya.

Dalam sidang itu, Duta Besar Korea Utara untuk PBB Kim Song menyatakan Pyongyang tidak akan pernah mematuhi resolusi-resolusi DK PBB yang melarang negaranya menggunakan teknologi yang berkaitan dengan rudal balistik.

Melalui resolusi-resolusi DK PBB, Korut dikenai serentetan sanksi. 

Media pemerintah Korea Utara mengatakan Korut pada Kamis (24/8) meluncurkan roket Chollima-1, yang membawa satelit pengintai militer Malligyong-1, tetapi misi tersebut berakhir gagal.

Kim mengatakan peluncuran itu adalah “hak sah untuk membela diri guna mencegah meningkatnya tindakan militer agresif Amerika Serikat (AS) dan para pengikutnya.”

Pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB itu diadakan atas permintaan AS, yang merupakan ketua bergilir DK PBB untuk bulan ini, beserta enam negara lainnya, termasuk Jepang.

Selama sesi itu, sebagian besar peserta mengecam peluncuran tersebut karena melanggar resolusi Dewan Keamanan.

Kimihiro Ishikane, duta besar Jepang untuk PBB, mengecam peluncuran tersebut sebagai pelanggaran “terang-terangan” terhadap resolusi Dewan.

Dia mengatakan bahwa peluncuran yang dilakukan Korut sangat mengancam perdamaian dan keamanan Jepang, kawasan, dan seluruh komunitas internasional.

“Kami telah menegaskan bahwa kami tidak memiliki prasyarat untuk berbicara dan siap membahas topik apa pun yang menjadi perhatian pemerintah Anda,” kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield.

“Namun, (Korea Utara) masih belum menanggapi tawaran kami,” katanya.

Terkait dengan peluncuran rudal balistik Korea Utara, China dan Rusia yang memegang hak veto terus membela upaya peluncuran satelit Pyongyang sehingga dewan tersebut tidak dapat mengambil tindakan yang mufakat.

Geng Shuang, wakil duta besar PBB untuk China, mengatakan bahwa keputusan Korea Utara untuk meluncurkan satelit itu "berkaitan erat" dengan latihan gabungan skala besar tahunan yang dilakukan oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Sumber: Kyodo-OANA

Baca juga: G-7 kecam keras aksi Korut luncurkan satelit pakai rudal balistik

Baca juga: Jepang dapat peringatan peluncuran misil oleh Korut


 

Korea Utara tembakkan rudal balistik di lepas pantai timur

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023