Seoul (ANTARA) - Persepsi tentang pernikahan di kalangan anak muda Korea Selatan memburuk secara signifikan selama 10 tahun terakhir karena aspek kesulitan ekonomi, demikian menurut survei Statistics Korea yang dirilis pada Senin (28/8).

Sebanyak 36,4 persen responden berusia 19-34 tahun dalam survei yang dilakukan tahun 2022 tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki persepsi positif tentang pernikahan. Angka tersebut turun tajam dari 56,5 persen responden pada survei 10 tahun sebelumnya.

Persentase perempuan muda yang memiliki persepsi positif tentang pernikahan hanya mencapai 28 persen dari angka keseluruhan, jauh lebih rendah dibandingkan 43,8 persen untuk kalangan laki-laki muda.

Ketika ditanya mengenai alasan mengapa orang tidak menikah, proporsi tertinggi sebesar 33,7 persen memilih kurangnya dana pernikahan sebagai alasan utama.

Sementara itu, sebanyak 17,3 persen responden memilih tidak perlu menikah; 11 persen memilih adanya beban ekonomi untuk melahirkan dan mengasuh anak; dan 10,2 persen memilih alasan pekerjaan tidak stabil.

Total angka kesuburan di Korea Selatan, yang mengukur rata-rata jumlah bayi akan dimiliki oleh seorang wanita semasa hidupnya, menyentuh rekor terendah di angka 0,78 pada tahun 2022.

Angka itu menandai rekor terendah di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sejak tahun 2013.

Semakin banyak anak muda menunda atau bahkan mengurungkan niat untuk menikah dan memiliki anak akibat berbagai masalah ekonomi, seperti tingginya harga rumah dan biaya untuk membesarkan anak, serta masalah pengangguran di kalangan anak muda yang tak kunjung teratasi seiring dengan berubahnya persepsi sosial tentang pernikahan.

Proporsi kaum muda yang menyatakan pasangan dapat hidup bersama tanpa ikatan pernikahan terus meningkat stabil menjadi 80,9 persen pada tahun 2022 dari 61,8 persen pada tahun 2012.

Persentase kaum muda yang mengatakan bahwa mereka dapat memiliki anak tanpa menikah meningkat dari 29,8 persen pada tahun 2012 menjadi 39,6 persen pada tahun 2022.

Survei tersebut melibatkan sekitar 36.000 responden berusia 13 tahun ke atas yang dilakukan selama 16 hari pada Mei tahun 2022.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023