Polwan bukan sekadar pemanis barisan, melainkan harus memiliki kemampuan dan kualitas yang membanggakan.
Jakarta (ANTARA) - Asisten Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Pol. Dedi Prasetyo mengingatkan jajaran polisi wanita (polwan) untuk meningkatkan kompetensi diri dengan turun ke lapangan, tidak hanya menjadi penghias kantor saja.

"Polwan bukan hanya sebagai penghias di kantor saja, teman-teman polwan juga harus turun ke lapangan juga, biar merasakan bagaimana yang ada di lapangan itu," kata Dedi dalam acara webinar peningkatan kompetensi polwan dalam rangka HUT Ke-75 Polwan bertajuk Polri Presisi untuk Negeri, Polwan Siap Mendukung Pemilu Damai Menuju Indonesia Maju di Tribrata, Jakarta Selatan, Selasa.

Jenderal bintang dua itu mengapresiasi polwan yang menjadi anggota bhabinkamtibmas di daerah yang bertugas tidak kenal lelah dan tidak kenal takut dalam menjalankan tugasnya.

Dedi melihat kesetaraan gender dalam tugas bhabinkamtimas yang dijalankan oleh polwan.

"Kesetaraan gender itu dilihatkan, maju terus polwan, itu luar biasa," katanya.

Memasuki tahun politik, sesuai dengan tema webinar peningkatan kapasitas polwan, Dedi mengingatkan polwan harus siap mengawal Pemilu 2024.

Dedi mengingatkan Pemilu 2024 memiliki tantangan yang tak kalah berat dari berbagai macam perspektif ketimbang Pemilu 2019.

Ia berharap seminar ini dapat meningkatkan kompetensi polwan dalam mendukung terciptanya pemilu damai pada tahun 2024.

Mantan Kapolda Kalimantan Tengah itu juga mengingatkan polwan untuk menguasai komunikasi digital serta menjaga etika di media sosial.

"Zaman sekarang, ya, memang zaman digital, zaman medsos. Saya tidak melarang, tetapi ada etikanya juga ketika polwan bermain di media sosial," kata Dedi.

Baca juga: Sentuhan hati Briptu Mahmuda di Desa Penyamun
Baca juga: Kapolri: Polwan garda terdepan Polri raih kepercayaan masyarakat


Dedi juga menyampaikan pesan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo kepada SDM Polri, termasuk polwan, agar memiliki tiga kompetensi, yakni kompetensi leadership (kepemimpinan), etika, dan kompetensi teknis.

Ditegaskan bahwa etika keharusan fundamental yang harus dijaga tidak boleh ditinggalkan. Selain itu, memahami norma-norma yang berlaku, norma sosial, agama, hukum, dan norma etika berlaku bagi polwan.

"Kompetensi etika dan kompetensi teknis ini wajib. Kompetensi teknis tidak didapat di kantor, tetapi diasah dari pengalaman dan dari belajar, didapat dari kerja keras, tidak cuma-cuma," katanya.

Ia mendorong polwan yang mau melanjutkan sekolah ke luar negeri, melanjutkan S-2 dan S-3. Dalam hal ini, pihaknya akan mendukung penuh.

Kompetensi leadership yang ditekankan Kapolri, kata dia, polwan tidak hanya memimpin personelnya, tetapi menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Kompetensi memimpin didapat dari pengalaman menghadapi kesulitan sehingga mengasah intuisi.

"Leadership intinya mengambil keputusan, mengambil keputusan intinya komunikasi," kata Dedi.

Senada dengan Dedi, Sekretaris Menteri Perlindungan Perempuan dan Anak Pribudiarta Nur Sitepu mengajak seluruh polwan pada momentum hari jadinya yang ke-75 untuk terus bersinergi dan memberikan pelayanan terbaiknya, khusus dalam pengentasan isu-isu perempuan dan anak.

"Sebagaimana kita ketahui bersama, polwan bukan sekadar pemanis barisan, melainkan harus memiliki kemampuan dan kualitas yang membanggakan. Hal ini mengingat polwan selalu terdapat sebagai sosok Polri yang responsif, adaptif, dan proaktif," kata Pribudiarta.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023