waspada terhadap potensi angin kencang yang terjadi di sepanjang pesisir Bengkulu
Kota Bengkulu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu meminta warga mewaspadai angin kencang dan gelombang tinggi karena kecepatan angin di wilayah tersebut hingga beberapa hari ke depan mencapai empat hingga 25 knots.
 
"Untuk kecepatan angin saat ini mencapai 25 knots dan masyarakat Bengkulu diimbau agar tetap waspada terhadap potensi angin kencang yang terjadi di sepanjang pesisir Bengkulu dan gelombang laut yang tinggi," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pulau Baai Bengkulu Anang Anwar di Kota Bengkulu, Minggu.
 
Ia menyebutkan, ketinggian gelombang laut di Perairan Bengkulu, Perairan Enggano, dan Samudera Hindia Barat Bengkulu secara umum kategori sedang hingga tinggi dengan potensi angin kencang melebihi 20 knots.
 
Dengan demikian, ia meminta agar masyarakat untuk terus memonitor informasi terkait kondisi cuaca terkini guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
 
Serta jika berkunjung ke kawasan pantai untuk tidak bermain air apalagi mandi serta mengikuti instruksi dari tim yang ada di lapangan.
 
Sementara itu, terjadinya perubahan suhu pada malam hari disebabkan karena adanya radiasi panas yang terjadi selama siang hari.

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat tiga kabupaten di NTT waspada angin kencang
Baca juga: Hujan lebat dan angin kencang diprakirakan meliputi sejumlah wilayah
 
Kemudian akan kembali dipancarkan ke atmosfer pada saat matahari terbenam, melalui radiasi tersebut menyebabkan pendinginan dan suhu udara mulai turun.
 
"Perubahan suhu di malam hari disebabkan karena beberapa faktor salah satunya karena adanya radiasi panas yang terjadi selama siang hari," terangnya.
 
Anang menjelaskan, selama terjadinya penurunan suhu udara di malam hari menyebabkan udara yang kontak langsung dengan tanah mendingin sehingga udara di permukaan ikut lebih dingin.
 
Sebab, pada musim kemarau, kurangnya kelembapan dan penguapan air karena tanah yang kering, dengan kurangnya penguapan dapat mengakibatkan udara tidak mengandung uap air sehingga suhu bisa turun lebih cepat.
 
Pada musim kemarau, biasanya terjadi penurunan curah hujan, kurangnya hujan mengakibatkan air di permukaan tanah, sungai dan danau berkurang.
 
Akibatnya, penguapan air dari permukaan juga berkurang menyebabkan kelembapan udara akan menurun.
 
"Serta adanya angin muson timur juga mempengaruhi terbentuknya udara kering saat kemarau. Sebab, angin ini membawa udara yang kering dari lautan ke daratan, mengurangi kelembaban udara di sepanjang perjalanannya," sebut Anang.

Baca juga: BMKG imbau warga Aceh waspada banjir dan longsor akibat hujan deras
Baca juga: BMKG ingatkan warga lima kecamatan di Manggarai Barat waspada karhutla
Baca juga: Dampak El Nino, BMKG: Waspadai karhutla di Sabu Raijua-NTT

Pewarta: Anggi Mayasari
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023