Providence (ANTARA News) - Istri tersangka mati Bom Maraton Boston kooperatif dengan pihak berwajib dan terguncang berat karena suami dan adik iparnya menjadi tersangka dalam ledakan maut Senin pekan lalu itu.

"Dia menangis terus," kata Jaksa Amato DeLuca mengeanai Katherine Russell (24), yang dilahir di Amerika dan masuk Islam dan menikah dengan Tamerlan Tsarnaev Juni 2010. "Dia tak bisa pergi kemana-mana. Dia tak bisa bekerja."

Tamerlan Tsarnaev (26) terbunuh dalam baku tembak dengan polisi, sedangkan adiknya Dzhokhar Tsarnaev (19), terbaring luka di sebuah rumah sakit di Boston dan tengah menghadapi tuduhan menggunakan senjata pemusnah massal dalam bom kembar yang menewaskan tiga orang dan melukai 264 orang dekat garis finish lomba Maraton Boston 15 April lalu.

Sejauh ini dua bersaudara beretnis Chechen ini menjadi tersangka pemboman itu.

Orang-orang yang diwawancarai Reuters menggambarkan Tamerlan Tsarnaev sebagai orang yang percaya diri namun marah, tak begitu bisa mewujudkan cita-citanya mengenai mimpi Amerika, sebaliknya berpaling ke ajaran Islam radikal yang diadopsi para pejuang di tanah airnya.

Sementara itu kondisi kesehatan Dzhokhar Tsarnaev mulai membaik Selasa waktu AS ini setelah pulih dari cedera akibat baku tembak.

Dia dirawat di Beth Israel Deaconess Medical Center di mana di situ dia mendengarkan dakwaan melakukan dua kejahatan yang jika terbukti bersalah bakal dihukum mati.

Sejak pulih sehinga sudah cukup bisa berkomunikasi dengan menganggukkan kepada dan menulis, Dzhokhar mengaku pada pihak berwajib bahwa dia dan kakaknya bertindak sendirian, belajar membuat bom dari internet dan dimotivasi oleh keinginan membela Islam akibat "perang AS di Irak dan Afghanistan," lapor NBC News.

Pengacara Katherine Russell menggelar jumpa pers untuk membantah kaitan dia dengan pemboman itu, dengan berkilah dia sibuk mengasuh anak perempuannya yang berumur 2,5 tahun dan bekerja sebagai perawat pada masa-masa sebelum ledakan bom terjadi.

"Dia membantu apa pun yang dia bisa untuk penyelidikan ini," kara DeLuca di luar kantor pengacarnya di Providence, Rhode Island. "Berita keterlibatan suami dan adik iparnya saja sudah sangat mengguncang dia ." 

DeLuca menolak mengungkapkan apa yang dibicarakan dan ditanyakan penegak hukum kepada Russell. 

"Terbukti sekali dia tak tahu apa-apa," kata dia seperti dikutip Reuters.    

Para jaksa AS secara resmi telah mengajukan dakwaan kepada pelaku hidup bahwa dia telah menggunakan senjata pemusnah massal dan menghancurkan properti publik berakibat kematian.

Dzhokhar yang menjadi warga naturalisasi AS pulih dari cedera yang diakibatkan oleh setidaknya satu kontak senjata dengan polisi. Dia ditangkap Jumat malam menyusul perburuan besar-besaran yang membuat kota Boston ditutup.

Polisi mengatakan kedua bersaudara juga telah membunuh seorang polisi Kamis malam sebelumnya selain mengakibatkan seorang polisi lagi luka parah.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013