Singapura (ANTARA) - Dolar AS mengawali perdagangan sesi Asia pada Senin dengan stabil, karena investor menilai data pekerjaan AS yang menunjukkan tanda-tanda mereda dan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan mengakhiri siklus pengetatan moneternya.

Data pada Jumat (1/9/2023) menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat pada Agustus, namun tingkat pengangguran melonjak menjadi 3,8 persen, sementara kenaikan upah moderat. Perekonomian menciptakan 110.000 lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan yang dilaporkan sebelumnya pada Juni dan Juli.

"Metafora Goldilocks (keadaan perekonomian yang tidak kepanasan) banyak digunakan dan disalahgunakan di kalangan ekonomi dan keuangan, namun sehubungan dengan berbagai sinyal soft landing yang muncul dari laporan tersebut, pada kesempatan ini tampaknya sepenuhnya tepat," kata Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank.

Pasar memperkirakan 93 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada bulan ini, dan lebih dari 60 persen kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini, menurut alat CME FedWatch.

Terhadap sejumlah mata uang, dolar sedikit berubah pada 104,20 namun tetap mendekati puncak dua bulan di 104,44 yang dicapai pada 25 Agustus. Indeks naik 1,7 persen pada Agustus, menghentikan penurunan dua bulan berturut-turutnya.

Pasar AS tutup pada Senin. Serangkaian data ekonomi yang menyoroti moderasi inflasi serta pelonggaran pasar tenaga kerja telah menambah kesan bahwa perekonomian AS sedang mendingin tanpa melambat secara tajam, memperkuat harapan bahwa perekonomian akan memasuki kondisi soft landing.

Namun, ahli strategi Citi memperingatkan akan terjadinya penurunan yang lebih keras, dengan mengatakan dalam sebuah catatan bahwa "inflasi upah dan harga yang membandel akan menyebabkan suku bunga kebijakan lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan pada akhirnya memperlambat aktivitas ekonomi secara lebih substansial."

Fokus investor akan tertuju pada sejumlah pejabat Fed yang akan menyampaikan pidatonya minggu ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai apa yang akan dilakukan bank sentral AS pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 19-20 September.

Yen Jepang menguat 0,03 persen menjadi 146,18 per dolar, setelah turun 0,5 persen pada Jumat (1/9/2023) menyusul data tenaga kerja.

Mata uang Asia itu telah diperdagangkan di sekitar level psikologis penting 145 yen per dolar sejak pertengahan Agustus karena para pedagang tetap waspada terhadap potensi intervensi apa pun.

Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang tahun lalu pada September ketika dolar naik melewati 145 yen, mendorong Kementerian Keuangan untuk membeli yen dan mendorong nilai tukar kembali ke sekitar 140 yen.

Euro naik 0,05 persen menjadi 1,0778 dolar, sementara sterling terakhir di 1,2596 dolar, naik 0,06 persen hari ini. Dolar Australia menguat 0,17 persen menjadi 0,646 dolar AS menjelang pertemuan kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) pada Selasa (5/9/2023) ketika mereka diperkirakan akan tetap bertahan.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa semua kecuali dua dari 36 ekonom mengatakan RBA akan mempertahankan suku bunga resminya sebesar 4,10 persen pada 5 September.

Bank sentral Kanada akan mengadakan pertemuan minggu ini dan diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya. Dolar Kanada datar di 1,36 per dolar. Di pasar uang kripto, bitcoin terakhir diperdagangkan naik 0,58 persen pada 25.901,24 dolar AS dan ethereum naik 0,45 persen menjadi 1.634,65 dolar AS.


Baca juga: Dolar AS menguat setelah laporan data indeks manufaktur dan pekerjaan
Baca juga: Yuan naik tipis dua basis poin menjadi 7,1786 terhadap dolar AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023