Metafora Goldilocks (keadaan perekonomian yang tidak kepanasan) banyak digunakan dan disalahgunakan di kalangan ekonomi dan keuangan, namun sehubungan dengan berbagai sinyal 'soft landing' yang muncul dari laporan tersebut, pada kesempatan ini tampak
Singapura (ANTARA) - Dolar melemah dalam perdagangan yang hati-hati di sesi Asia pada Senin sore, karena investor mempertimbangkan data pekerjaan AS yang menunjukkan beberapa tanda pendinginan, meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan mengakhiri siklus pengetatan moneternya.

Terhadap sejumlah mata uang utama, dolar melemah 0,048 persen menjadi 104,18 namun tetap mendekati puncak dua bulan di 104,44 yang dicapai pada 25 Agustus. Indeks dolar naik 1,7 persen pada Agustus, menghentikan penurunan dua bulan berturut-turut.

Dengan pasar AS yang tutup pada Senin, likuiditas kemungkinan akan tipis dan para pedagang ragu-ragu dalam memasang taruhan besar.

Data pada Jumat (1/9) menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja AS meningkat pada Agustus, namun tingkat pengangguran melonjak menjadi 3,8 persen, sementara kenaikan upah moderat. Perekonomian menciptakan 110.000 lapangan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan yang dilaporkan sebelumnya pada Juni dan Juli. "Metafora Goldilocks (keadaan perekonomian yang tidak kepanasan) banyak digunakan dan disalahgunakan di kalangan ekonomi dan keuangan, namun sehubungan dengan berbagai sinyal 'soft landing' yang muncul dari laporan tersebut, pada kesempatan ini tampaknya sepenuhnya tepat," kata Ray Attrill, kepala strategi valuta asing di National Australia Bank.

Serangkaian data ekonomi yang menyoroti moderasi inflasi serta pelonggaran pasar tenaga kerja telah menambah kesan bahwa perekonomian AS sedang mendingin tanpa melambat secara tajam, memperkuat harapan bahwa perekonomian akan memasuki kondisi soft landing.

Namun, ahli strategi Citi memperingatkan akan terjadinya penurunan yang lebih keras, dengan mengatakan dalam sebuah catatan bahwa "inflasi upah dan harga yang kaku akan menyebabkan suku bunga kebijakan lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dan pada akhirnya memperlambat aktivitas ekonomi secara lebih substansial."

Kepala Riset Valas Global HSBC Paul Mackel mengatakan satu pertanyaan di kalangan klien adalah apakah kejutan penurunan dalam data aktivitas AS dapat terwujud dan mendorong dolar lebih rendah.

"Hal ini tentu saja merupakan sebuah risiko, namun kejutan data aktivitas di Zona Euro masih memiliki tren yang lebih rendah dan tidak memberikan banyak perbaikan bagi China. Kecuali data tersebut membaik secara material, maka akan lebih sulit bagi dolar untuk jatuh."

Mackel juga mengatakan jika data AS mulai melambat dengan cepat, hal ini akan menambah kesuraman bagi perekonomian global, yang biasanya bertepatan dengan penguatan dolar.

Fokus investor akan tertuju pada sejumlah pejabat Fed yang akan memberikan pidatonya minggu ini untuk mendapatkan petunjuk mengenai apa yang akan dilakukan bank sentral AS pada pertemuan kebijakan berikutnya pada 19-20 September.

Pasar memperkirakan 93 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada bulan ini, dan lebih dari 60 persen kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini, menurut alat CME FedWatch.

Yen menguat 0,06 persen menjadi 146,16 per dolar. Mata uang Asia ini telah diperdagangkan di sekitar level psikologis penting 145 sejak pertengahan Agustus, dan para pedagang mewaspadai tanda-tanda intervensi.

Jepang melakukan intervensi di pasar mata uang pada September lalu ketika dolar naik melampaui 145 yen, mendorong Kementerian Keuangan untuk membeli yen dan mendorong pasangan tersebut kembali ke sekitar 140 yen.

Euro naik 0,06 persen menjadi 1,078 dolar, sementara sterling berada di 1,2602 dolar, naik 0,11 persen hari ini.

Dolar Australia menguat 0,2 persen menjadi 0,6463 dolar AS menjelang pertemuan kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) pada Selasa (5/9) ketika diperkirakan akan tetap stabil. Jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa semua kecuali dua dari 36 ekonom mengatakan RBA akan mempertahankan suku bunga resminya sebesar 4,10 persen pada 5 September.

Dolar Australia dan dolar Selandia Baru mendapat dorongan pada Senin dari langkah-langkah dari otoritas China untuk membantu menopang sektor propertinya.

Dolar Kanada naik 0,07 persen menjadi 1,36 per dolar AS menjelang pertemuan kebijakan bank sentral Kanada minggu ini, dengan bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga.

Baca juga: Dolar AS stabil, investor berspekulasi kenaikan suku bunga Fed selesai

Baca juga: Dolar AS menguat setelah laporan data indeks manufaktur dan pekerjaan

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023