Kegiatan ini diharapkan dapat memacu semangat generasi muda untuk menekuni sastra Bali serta memahaminya dan bersama sama menjaga budaya kita yang adiluhung
Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati saat membuka Utsawa Dharma Gita atau Festival Nyanyian Suci Hindu menyampaikan keinginannya agar kegiatan lomba tersebut dapat memacu semangat generasi muda dalam melestarikan sastra.

“Kegiatan ini diharapkan dapat memacu semangat generasi muda untuk menekuni sastra Bali serta memahaminya dan bersama sama menjaga budaya kita yang adiluhung,” kata dia di Denpasar, Senin.

Cok Ace, panggilan akrabnya, mengatakan perkembangan peradaban dunia saat ini berdampak pada lunturnya nilai-nilai tradisi di Bali, sehingga nilai-nilai dalam sastra agama menjadi penting untuk diperhatikan.

“Utsawa Dharma Gita sarat dengan nilai-nilai agama (Hindu), sehingga Utsawa Dharma Gita menjadi sangat penting untuk dilaksanakan," ujarnya.

Baca juga: Gibran ingin kenalkan Solo sebagai pusat budaya yang adaptif

"Kalau jiwa tanpa sastra, akan sulit membedakan yang baik dan tidak baik," sambung wagub.

Orang nomor dua di Pemprov Bali itu berpesan kepada peserta Utsawa Dharma Gita agar menjadikan momentum ini sebagai ajang pertemuan silaturahmi melalui lantunan lagu dan nyanyian serta melatih generasi muda melantunkan doa-doa yang digunakan dalam kegiatan keagamaan.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha menambahkan, festival yang digelar ke-13 kalinya ini merupakan wadah menyampaikan nilai-nilai sastra Hindu Bali, mensyukuri warisan budaya leluhur Bali, untuk membentuk krama Bali yang sejahtera dan bahagia.

"Ini salah satu upaya kita menguatkan dan memajukan bahasa, sastra, dan aksara Bali," kata dia.

Gelaran ini mengusung tema Segara Kerthi: Samudra Kehidupan Susastra Hindu Bali, dengan tujuan penyelenggaraannya untuk melestarikan dan memanfaatkan dharma gita sebagai wujud sraddha dan bhakti masyarakat Bali berdasarkan nilai agama Hindu menuju masyarakat yang cerdas, santun, unggul, peduli, mandiri, kokoh, dan berbudaya.

Baca juga: Data benda Perang Dunia II, tenaga ahli cagar budaya direkrut di Biak

Menumbuhkan bakat berdharma gita menurutnya merupakan salah satu upaya dari melestarikan budaya, karena di dalamnya menuntun generasi muda dalam meningkatkan pengetahuan soal sastra agama.

Utsawa Dharma Gita tahun ini sendiri diikuti oleh kontingen dari seluruh kabupaten/kota di Pulau Dewata, di mana nantinya pemenang yang keluar akan dikirim untuk mengikuti Utsawa Dharma Gita Nasional 2024.

Arya menyebut para peserta terdiri dari 10 orang asal Karangasem, 58 orang dari Badung, 58 orang Denpasar, 50 orang Jembrana, 32 orang Klungkung, 24 orang Bangli, 25 orang Gianyar, dan 25 orang Tabanan.

“Berlangsung selama empat hari 4-7 September 2023 dimulai dengan pembukaan dilanjutkan dengan berbagai lomba meliputi lomba membaca palawakya, membaca kakawin, membaca sloka, membaca gaguritan atau macapat, kidung, dan menghafal sloka serta lomba lainnya,” ucap Kepala Disbud Bali.

Baca juga: Banjarmasin adakan pergelaran seni budaya bertaraf internasional

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023