Penyediaan KA feeder ini merupakan hasil kolaborasi bersama KAI dalam rangka peningkatan konektivitas
Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menyebutkan keberadaan KA pengumpan atau feeder di Stasiun Padalarang akan membantu meningkatkan konektivitas dan pergerakan penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"KA Cepat akan terintegrasi dengan KA feeder di Stasiun Padalarang untuk mempermudah penumpang KA Cepat menuju Stasiun Cimahi atau Stasiun Bandung," kata General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Eva mengatakan berbagai persiapan dan penyempurnaan terus dilakukan KCIC, termasuk dalam hal aksesibilitas dan integrasi antarmoda.

Ia menuturkan Stasiun KA Cepat Padalarang terkoneksi langsung dengan Stasiun KA Padalarang, sehingga memudahkan penumpang untuk berpindah moda.

Penyediaan KA feeder ini merupakan hasil kolaborasi bersama KAI dalam rangka peningkatan konektivitas serta layanan transportasi yang seamless dan nyaman bagi penumpang KA Cepat.

Di Stasiun Padalarang, akan tersedia KA feeder yang akan berhenti di Stasiun Cimahi dan Stasiun Bandung.

Adapun perjalanan dari Stasiun Padalarang menuju Stasiun Bandung akan memakan waktu sekitar 20 menit.

Jika ditambah perjalanan KA Cepat Halim-Padalarang selama 30 menit, maka total perjalanan dari Stasiun KA Cepat Halim menuju Stasiun Bandung adalah 50 menit.

"Integrasi kedua transportasi berbasis rel ini akan mengkoneksikan Stasiun Halim dan Stasiun Padalarang hanya dalam 50 menit saja," ujarnya.

Lebih lanjut Eva menyampaikan bagi masyarakat yang ingin menuju pusat Kota Bandung, dapat memanfaatkan KA feeder yang jadwalnya menyesuaikan perjalanan KA Cepat.

Penumpang cukup turun di stasiun KA Cepat Padalarang dan beralih ke KA feeder, kemudian menuju Stasiun Bandung maupun Stasiun Cimahi.

Selain KA feeder, masyarakat juga bisa memanfaatkan Commuterline Bandung Raya, Trans Metro Pasundan rute Alun-Alun-KBP, Damri rute Alun-Alun Bandung-Situ Ciburuy (Via Cimahi) serta rute usulan St Padalarang–Lembang oleh KBB, serta angkutan perkotaan rute Padalarang-Rajamandala, Padalarang-Cimahi–Leuwipanjang, dan Padalarang-Cimahi.

Integrasi antarmoda ini bisa terwujud berkat adanya dukungan dari Kemenko Marves, Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, pemerintah daerah dan para operator angkutan umum.

"Dengan kolaborasi ini, diharapkan stasiun-stasiun KA Cepat bisa dengan mudah diakses dan dijangkau oleh masyarakat," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga sempat melakukan uji coba perjalanan terintegrasi dari Stasiun Halim menuju Stasiun Bandung menggunakan KA Cepat dilanjutkan dengan KA feeder, guna memastikan kelancaran perjalanan kedua kereta api tersebut.

Selain Menhub, hadir pula dalam kegiatan tersebut menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri 2 BUMN Rosan Roeslani, Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Septian Hario Seto, dan para pemimpin redaksi media.

Dalam kesempatan itu, Menhub menyebutkan bahwa uji coba ini bagian dari rangkaian penyempurnaan layanan KA Cepat jelang pengoperasian secara reguler.

"Kami bersama KCIC terus berupaya melakukan penyempurnaan dengan melakukan serangkaian uji coba. Mudah-mudahan uji coba berjalan lancar dengan hasil yang baik, sehingga sudah bisa digunakan masyarakat pada bulan Oktober 2023," ujar Menhub Budi.

Baca juga: Menhub: Uji coba KA Cepat dilakukan hingga dinyatakan siap beroperasi
Baca juga: KCIC memastikan pembangunan prasarana KA cepat aman dan teliti
Baca juga: KA cepat ditetapkan sebagai objek vital nasional

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023