Beberapa kali sudah dirapatkan dan beberapa opsinya belum bisa jadi konsumsi publik karena masih digodok.
Jakarta (ANTARA) - PT PP (Persero) Tbk, BUMN konstruksi dan investasi masih menunggu arahan dari Kementerian BUMN terkait dengan merger perusahaan BUMN di sektor infrastruktur dan karya.

Sekretaris Perusahaan PT PP Bakhtiyar Efendi mengatakan, merger antara perusahaan infrastruktur dan karya masih digodok dan baru diumumkan jika sudah mendapatkan beberapa opsi terbaik.

"Beberapa kali sudah dirapatkan dan beberapa opsinya belum bisa jadi konsumsi publik karena masih digodok," ujar Efendi saat Ngobrol Santai Bersama Sekper PT PP di Jakarta, Selasa.

Baca juga: PT PP catatkan kontrak baru sebesar Rp22,5 triliun

Efendi menyebut, ada sekitar tujuh perusahaan BUMN di sektor infrastruktur dan karya di antaranya Hutama Karya (HK), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), hingga PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) yang akan digabungkan. Namun demikian, Efendi masih belum mengetahui strategi apa yang akan digunakan dalam konsolidasi tersebut.

"Tapi nanti kita masih menunggu siapa saja dan apa yang digabungkan menunggu informasi resmi dari kementerian. Saat ini masih dalam kajian," kata Efendi.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan bahwa perusahaan BUMN di sektor infrastruktur dan karya akan dilakukan konsolidasi.

Dalam prosesnya, akan dibagi menjadi dua segmen yakni yang berskala kecil diserahkan kepada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) dan Danareksa untuk dilakukan merger.

Baca juga: Erick Thohir ungkap tujuan dari merger tiga maskapai

Untuk perusahaan dengan skala yang besar seperti Hutama Karya (HK), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT PP (Persero) Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) dalam proses pengkajian.

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023