Bhinneka Tunggal Ika -Kesatuan dalam keberagaman- bukan hanya moto nasional Indonesia. Ini adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi kita semua
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memuji Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai faktor penting bagi persatuan di dunia yang terpecah, selain juga memuji semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika".

"Saya memuji negara-negara anggota ASEAN atas peran penting mereka dalam membangun jembatan penghubung kesepahaman. ASEAN telah menjadi faktor penting bagi persatuan di dunia yang terpecah," kata Guterres dalam konferensi pers di sela-sela KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Kamis.

Dia mengaku prihatin atas kondisi dunia yang sedang berada di ambang batas akibat serangkaian krisis, mulai dari keadaan darurat iklim yang memburuk dan meningkatnya perang dan konflik, hingga meningkatnya kemiskinan, meluasnya ketidaksetaraan, dan ketegangan geopolitik.

"Untuk itu, kita membutuhkan kerja sama dalam semua bidang," kata dia.

Guterres menekankan bahwa ASEAN dibutuhkan sebagai lembaga multilateral yang dapat menjembatani perbedaan dan membangun kesepahaman.

"Kita membutuhkan hal ini lebih dari sebelumnya di dunia yang semakin terbelah dan memutuhkan lembaga multilateral yang kuat untuk mengikutinya – berdasarkan kesetaraan, solidaritas, dan universalitas," kata Guterres.

Dia memuji semboyan nasional Indonesia, "Bhinneka Tunggal Ika", yang dia nilai sangat dibutuhkan penerapannya dalam situasi dunia saat ini.

"Bhinneka Tunggal Ika -Kesatuan dalam keberagaman- bukan hanya moto nasional Indonesia. Ini adalah kunci untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi kita semua," kata Guterres.

Dia juga berterima kasih kepada ASEAN telah menyedikan lebih dari 5.000 personel penjaga perdamaian dari Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya yang bertugas di seluruh dunia.

Dia menghargai peran konstruktif ASEAN dalam bidang perdamaian, khususnya dalam upaya meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan hingga Semenanjung Korea dengan mengedepankan dialog dan mendorong penghormatan terhadap hukum internasional.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023