Melalui cara pembelajaran yang menyenangkan maka anak merasa senang dalam belajar serta mampu mengelola emosi dan menghargai orang lain
Kupang (ANTARA) - Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Anak Usia Dini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Komalasari mengatakan membangun kemampuan anak, terutama pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu dilakukan secara bertahap dan dengan cara menyenangkan agar manfaat dari pembelajaran dapat tercapai.

"Melalui cara pembelajaran yang menyenangkan maka anak merasa senang dalam belajar serta mampu mengelola emosi dan menghargai orang lain," katanya dalam kegiatan seminar Sukseskan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan melalui rumah belajar bagi para guru PAUD dan SD di Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dalam keterangan yang diterima, di Kupang,

Kegiatan pelatihan bagi para guru itu dilakukan Save the Children bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat untuk mendukung program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sekaligus memperkenalkan program serta peran Rumah Belajar Sumba dan mensukseskan program Kemendikbudristek.

Menurut dia membangun kemampuan pada anak dengan cara menyenangkan memudahkan anak untuk paham kata dan keterkaitan dengan huruf serta bunyi dan anak mampu menyimak serta dapat mengutarakan gagasan sederhana.

Dia mengatakan, transisi PAUD ke SD perlu berjalan dengan mulus melalui proses belajar mengajar di PAUD dan SD kelas awal harus selaras dan berkesinambungan.

Menurut dia setiap anak memiliki hak untuk dibina agar mendapat kemampuan fondasi yang holistik. "Bukan hanya kognitif melainkan juga kematangan emosi, kemandirian, kemampuan berinteraksi," katanya.

Ia menambahkan kemampuan literasi dan numerasi bagi anak dibangun bertahap mulai dari PAUD dengan cara yang menyenangkan.

Menurut dia siap sekolah bukanlah upaya pelabelan antar anak yang sudah siap atau belum siap melainkan proses yang perlu dihargai oleh satuan pendidikan dan orang tua yang bijak.

Ia menegaskan kondisi peserta didik dapat beragam karena laju perkembangan anak berbeda-beda, tidak hanya laju perkembangan namun kesempatan belajar anak juga berbeda, serta semua anak berhak mendapatkan kesempatan belajar yang sama.

Untuk mengakhiri miskonsepsi, kata dia,  perlu mewujudkan tiga target perubahan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan di satuan pendidikan yaitu pertama menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD, kedua menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama di PAUD dan SD, ketiga menerapkan pembelajaran yang membangunkan enam kemampuan dasar anak di PAUD dan SD.

Dikatakannya untuk membangun kemampuan dasar dalam proses pembelajaran di PAUD dan SD kelas awal agar pembelajaran yang dilakukan memberikan pengalaman menyenangkan tidak hanya sebatas bermain.

"Guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang memberikan keleluasaan untuk anak memerlukan pemahaman sendiri, menumbuhkan rasa ingin tahu dengan memberikan pertanyaan awal serta memberikan pengalaman menyenangkan melalui perancangan kegiatan dan interaksi positif yang membangun kepercayaan diri anak bahwa dirinya bisa saat mau berusaha," kata Komalasari.

Ia menegaskan alat bantu pembelajaran agar disusun berdasarkan alur belajar yang mendampingi proses guru untuk dapat memahami praktik pembelajaran yang perlu terjadi di PAUD dan SD kelas awal.

Sementara itu Wakil Bupati Sumba Barat Daya Jhon Lado Bora Kabba berharap melalui pelatihan itu kualitas pendidikan di Sumba Barat menjadi lebih baik.

"Kami berharap para guru yang ikut dalam pelatihan itu bisa mengimplementasikan ilmu yang diperoleh di sekolah masing-masing sehingga pendidikan di Kabupaten Sumba Barat semakin berkualitas," katanya.
Save the Children mengelar seminar sukseskan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/9/2023) . (FOTO ANTARA/Benny Jahang)
Director Program Devlopment and Impact Save the Children Indonesia Imelda Tirra Usnadibrata mengatakan seminar dengan tema penguatan transisi PAUD ke SD menyenangkan untuk mempersiapkan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum Merdeka dan menjadi langkah konkrit Save the Children Indonesia untuk mendukung program transisi PAUD ke SD yang menyenangkan dari Kemendikbudristek Republik Indonesia.

Ia menjelaskan pihaknya telah membangun Rumah Belajar Sumba yang bertujuan mengembangkan kompetensi guru dan kepala sekolah untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bagi anak-anak Sumba.

Rumah Belajar Sumba adalah tempat bagi para guru dan kepala sekolah untuk belajar dan meningkatkan kompetensinya guna membentuk ekosistem penggerak menuju implementasi Kurikulum Merdeka, sehingga kualitas pendidikan dan kompetensi tenaga pendidik di Kabupaten Sumba Barat semakin memadai, demikian Imelda.

Baca juga: Kak Seto: Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak

Baca juga: Anies Baswedan: pendidikan sekolah harus menyenangkan bagi anak

Baca juga: Menteri PPPA ajak guru hadirkan pembelajaran menyenangkan di rumah

Baca juga: Festival Sekolah Menyenangkan 2023 rayakan perubahan sistem pendidikan

 

Pewarta: Benediktus Sridin Sulu Jahang
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023