Kami berharap dapat membangun masa depan di mana Jepang dan ASEAN dapat bersama-sama menciptakan nilai-nilai sosial baru.
Jakarta (ANTARA) - Pertemuan Puncak (KTT) Ke-43 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) telah usai digelar.

Rangkaian acara yang berlangsung di Balai Sidang Jakarta (JCC) pada tanggal 5 -- 7 September 2023 itu menghasilkan sejumlah hasil penting (key deliverables), di antaranya adalah terkait konektivitas.

Sejalan dengan tema ASEAN, yaitu "ASEAN Matters, Epicentrum of Growth", negara-negara ASEAN berupaya menjadikan ASEAN sebagai kawasan yang relevan dan penting bagi masyarakat.

Dengan demikian, konektivitas juga menjadi isu yang semakin relevan terhadap kepentingan masyarakat seiring dengan meningkatnya lalu lintas orang dan barang baik di dalam dan di luar kawasan.

Sementara itu, peningkatan konektivitas juga dinilai dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan keinginan negara-negara ASEAN untuk menjadikan kawasan ini sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, upaya untuk meningkatkan konektivitas menjadi bagian penting dari key deliverables yang dihasilkan dalam KTT Ke-43 ASEAN.

Dalam upaya mewujudkan konektivitas tersebut, para pemimpin ASEAN menegaskan dalam key deliverables bahwa mereka berkomitmen untuk mengembangkan ASEAN Connectivity Post-2025 Agenda sebagai bagian dari ASEAN Community’s Post-2025 Vision.

Dalam hal ini, pengembangan ASEAN Connectivity Post-2025 Agenda disebutkan harus dilakukan dengan pendekatan menyeluruh terhadap seluruh masyarakat guna mencapai sinergi dan melengkapi upaya konektivitas lintas sektor dengan memanfaatkan Pandangan ASEAN terhadap Indo-Pasifik (AOIP) sebagai rujukan utama.

Para pemimpin ASEAN juga mengapresiasi para mitra dialog dan mitra eksternal lain atas dukungan terus menerus mereka terhadap Rencana Induk Konektivitas ASEAN 2025 (MPAC 2025).

Sementara itu, mereka juga mengapresiasi adanya minat yang kian meningkat untuk membangun kerja sama yang lebih kuat pada isu konektivitas melalui Inisiatif Konektivitas.


Konektivitas ASEAN-Jepang

Menanggapi upaya ASEAN untuk mewujudkan kawasan yang lebih terhubung, Jepang menyampaikan dukungannya melalui Inisiatif Konektivitas Komprehensif Jepang-ASEAN.

"Jadi, Perdana Menteri Kishida berupaya memperluas area kerja sama, terutama dalam konteks konektivitas," kata Juru Bicara Kabinet Jepang Shikata Noriyuki dalam arahannya kepada media, di Jakarta, Rabu (6/9).

Kerja sama dalam hal konektivitas antara ASEAN dan Jepang pada dasarnya telah berjalan.

Namun demikian, dalam pengumuman inisiatif konektivitas yang disampaikan dalam Forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF), Jepang ingin memperluas area kerja samanya menjadi kerja sama yang lebih komprehensif, mencakup seluruh bidang konektivitas, baik terkait konektivitas infrastruktur hingga konektivitas antar masyarakat di kawasan.

"Jadi, sudah ada proyek yang telah berjalan atau rencana utamanya. Dan, kami berharap dapat mempercepat proses ini dan menghasilkan strategi komprehensif bagi kerja sama (ASEAN-Jepang)," kata Shikata.

Inisiatif tersebut meliputi enam bidang konektivitas, antara lain, terkait pengembangan infrastruktur transportasi.

Dalam upaya memfasilitasi lalu lintas orang dan barang di antara negara-negara ASEAN, Jepang mendorong pengembangan infrastruktur jalan, pelabuhan, rel kereta api, dan bandara sehingga masyarakat di kawasan ini menjadi lebih terhubung.

Proyek yang dilakukan oleh Jepang tersebut telah diperluas hingga bernilai 2,8 triliun yen (sekitar Rp290,5 triliun).

Proyek-proyek yang akan dikembangkan dalam kerja sama pembangunan infrastruktur tersebut antara lain proyek kereta bawah tanah metro di Manila, Filipina; proyek pembangunan kereta api perkotaan di Kota Ho Chi Minh, Vietnam; dan proyek sistem transportasi massal di Bangkok, Thailand.

Ada juga kerja sama perencanaan, pembangunan, dan pengolahan perkeretaapian berkelanjutan di Malaysia; pembangunan Pelabuhan Patimban dan perluasan pembangunan moda raya terpadu (MRT) Jakarta, Indonesia; proyek pembangunan terminal kontainer baru Pelabuhan Sihanoukville di Kamboja; serta kerja sama pengembangan kapasitas pemeliharaan dan pengolahan jembatan di Laos.

Selain memperluas kerja sama pembangunan infrastruktur, Jepang juga mengembangkan kerja sama teknis dan terus menyediakan teknologi dan pengetahuan dari Jepang.

Lebih lanjut, bidang konektivitas lain yang menjadi fokus kerja sama Jepang dengan ASEAN adalah terkait konektivitas digital.

Dalam upaya itu, Jepang mendorong kerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk mempromosikan digitalisasi dan memperkuat konektivitas regional menggunakan teknologi digital.

Selain itu, Jepang juga berupaya untuk turut berkontribusi terhadap keamanan di dunia maya.

Kemudian, bidang lainnya yang termasuk dalam agenda kerja sama konektivitas Jepang ASEAN adalah kerja sama maritim.

Kerja sama tersebut dinilai menjadi elemen penting dalam memperkuat konektivitas Jepang dan negara-negara ASEAN, yang terhubung melalui laut.

Dalam kerangka kerja sama ini, Jepang akan membantu negara-negara ASEAN dalam meningkatkan kapasitas penegakan hukum maritim mereka melalui program pelatihan dan pemberian kapal patroli untuk badan penjaga pantai dan polisi maritim.

Sementara itu, bidang kerja sama lainnya adalah terkait ketahanan rantai pasokan.

Dalam menghadapi situasi pascapandemi COVID-19 dan agresi Rusia terhadap Ukraina yang telah memengaruhi ekonomi di seluruh dunia, Jepang menilai bahwa memastikan stabilitas distribusi barang dan ketahanan pangan merupakan isu penting.

Oleh karena itu, Jepang mengupayakan kontribusinya untuk mendorong ketahanan rantai pasok di kawasan ASEAN dan berusaha membantu membangun perekonomian yang mampu menahan krisis.

Lebih lanjut, bidang kelima yang menjadi fokus kerja sama Jepang dan ASEAN dalam isu konektivitas adalah terkait konektivitas listrik.

Jepang menilai ASEAN sebagai kawasan yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat cepat, sementara permintaan untuk daya listrik juga semakin meningkat.

Untuk itu, guna memastikan pasokan listrik yang stabil, Jepang akan mendukung peningkatan konektivitas listrik melalui penyusunan rencana induk dan program pelatihan.

Sementara itu, konektivitas antarmanusia dan pengetahuan juga menjadi fokus kerja sama lainnya antara Jepang dan ASEAN.

Jepang menilai bahwa landasan untuk membangun masyarakat adalah pada manusia itu sendiri dan pengetahuan yang mereka peroleh.

Untuk itu, Jepang mendorong pembinaan sumber daya manusia (SDM) melalui program pertukaran dan pelatihan di berbagai bidang.

Kerja sama tersebut juga akan dilakukan Jepang dengan memperkuat jaringan masyarakat di Jepang dan negara-negara ASEAN.

Dalam hal ini, Jepang akan mendorong proyek peningkatan kapasitas bagi 5.000 individu selama 3 tahun mendatang.

Melalui promosi kerja sama teknis dan penguatan jaringan dengan negara-negara ASEAN, Jepang pada akhirnya berharap dapat tumbuh bersama ASEAN.

"Kami berharap dapat membangun masa depan di mana Jepang dan ASEAN dapat bersama-sama menciptakan nilai-nilai sosial baru," demikian kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dalam sambutannya di AIPF, pekan lalu.










Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023