Kita juga mendorong agar mereka ini tidak hanya bekerja, mendapat jabatan, dan uang saja. Tapi ke depannya bisa dimanfaatkan untuk usaha di dalam negeri
Tangerang (ANTARA) - Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) kembali memberangkatkan 12 Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Jerman dalam program lanjutan pemerintah (G to G) untuk sektor tenaga perawatan dan kesehatan (nakes).

"Hari ini kita kembali lagi melepas PMI ke Jerman, sebanyak 12 orang di bidang tenaga perawat dan kesehatan," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani usai melepas PMI di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin.

Dia menyebutkan ke 12 pekerja migran yang diberangkatkan ke Jerman berasal dari beberapa daerah di Indonesia diantaranya dari Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, DKI Jakarta, Bengkulu, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Pelepasan 12 PMI G to G ke Jerman ini terdiri dari Jawa Barat dua orang, Banten Dua Orang, Jawa Timur dua orang, DKI Jakarta dua orang, Bengkulu satu orang, Kalimantan Selatan dua orang, NTB satu orang," katanya.

Nantinya, kata dia, mereka akan bekerja pada bidang keperawatan dan tenaga kesehatan, dengan upah terbilang fantastis karena negara tersebut  memiliki Undang-Undang (UU) yang berpihak kepada tenaga kerja.

Baca juga: BP2MI: Indonesia siap tempatkan PMI perawat ke Jerman lewat "G to G"

"Kita juga mendorong agar mereka ini tidak hanya bekerja, mendapat jabatan, dan uang saja. Tapi ke depannya bisa dimanfaatkan untuk usaha di dalam negeri," ujarnya.

Benny menyebutkan penempatan kerja seperti G to G ini harus digelorakan. Karena mimpi anak-anak muda Bangsa Indonesia yang ingin bekerja ke luar negeri tersebut dapat menjadi kenyataan.

"Pihak Jerman saat ini sudah membantu langsung para PMI dengan memberikan pelatihan kepada mereka dan bahkan ada hal-hal tertentu yang sudah ditanggung pihak Jerman," ungkapnya.

Ke depan, kata dia, jika program G To G ini berjalan sukses, akan dikembangkan dengan menambah sektornya seperti manufaktur/industri dan lain sebagainya.

Kemudian bagi PMI yang telah mendapatkan pekerjaan di negara-negara maju seperti Jerman yang sistem teknologinya sudah jauh lebih canggih, diharapkan saat kembali ke Tanah Air membawa ilmunya untuk dikembangkan di dalam negeri.

"Jadi ilmu teknologi itu nantinya bisa dibawa ke negara kita dan dikembangkan dalam membangun desa, kota/kabupaten di Indonesia," ucapnya.

Baca juga: 15 warga NTB berpeluang bekerja sebagai tenaga kesehatan di Jerman
Baca juga: Lima perawat NTB perkuat kemampuan bahasa sebelum ke Jerman

Pewarta: Azmi Syamsul Ma'arif
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023