Jakarta (ANTARA) - PT Greenfields Dairy Indonesia (Greenfields Indonesia) membangun reaktor biogas baru di peternakan keduanya di Wlingi, Blitar, Jawa Timur yang ditargetkan berdampak pada pengolahan air limbah yang lebih bersih dan aman bagi lingkungan sebesar 70 persen.
 
Head of Dairy Farm Development & Sustainability, Government, Environment and Safety Farm Greenfields Indonesia Heru Setyo Prabowo, menjelaskan pembangunan reaktor biogas ini sebagai bentuk kontribusi untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Peternakan sapi berpotensi dalam mengeluarkan emisi gas rumah kaca akibat gas metana yang terjadi dari proses alami ketika sapi bersendawa, buang angin, hingga limbah kotorannya.
 
"Reaktor biogas yang kami bangun memiliki kapasitas 12.000 m³. Dengan total lebih dari 9.000 ekor sapi, kami memproyeksikan akan dapat menghasilkan 7.200 m³ biogas setiap harinya. Biogas kemudian akan diubah menjadi listrik dengan daya sebesar kurang lebih 15.800 kilowatt per jam," ucap Heru dalam keterangan yang diterima, Senin.
Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian pada 2019, kontribusi gas rumah kaca dari subsektor peternakan masih di bawah 2 persen dari total emisi nasional. Meski demikian, dibutuhkan peran aktif seluruh pihak, termasuk para pelaku industri, guna menekan laju pemanasan global.
 
Energi bersih dan terbarukan yang dihasilkan reaktor biogas ini tentunya akan sangat bermanfaat untuk operasional di peternakan karena dapat mengurangi ketergantungan kami pada bahan bakar fosil dan semakin menurunkan jejak emisi karbon.
 
Selain itu, hasil ampas limbah kotoran sapi dari pengelolaan reaktor biogas tersebut akan menjadi pupuk organik dengan kualitas yang lebih baik.
 
Pemanfaatkan reaktor biogas ini juga berdampak besar pada pengolahan air limbah yang lebih bersih dan aman bagi lingkungan karena akan menurunkan 70 persen Kebutuhan Oksigen Kimiawi atau Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOK/KOB) dan 50 persen Padatan Tersuspensi Total di aliran limbah.

Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Blitar, peletakan batu pertama dilakukan secara langsung oleh Wakil Bupati Blitar, Rahmat Santoso, dan mengapresiasi keseriusan Greenfields Indonesia dalam berupaya melakukan pengolahan limbah dengan mendirikan pengolahan biogas.
 
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur Jempin Marbun, S.H., M.H turut memberikan apresiasi, karena selain memberi dampak lingkungan, Greenfields juga sudah menyerap tenaga kerja 80 persen dari masyarakat lokal.
 
"Ini tentunya bagus sekali dan yang kita harapkan, bagaimana disamping membawa dampak profit, kehadiran industri juga memberi dampak positif terhadap lingkungan sebagai tempat tinggal kita sehari-hari," ucap Jempin.
 
Greenfields Indonesia merupakan pioneer produsen dan manufaktur produk fresh milk pasteurisasi dalam kemasan dengan peternakan terbesar di Indonesia. Dengan jumlah sapi yang mencapai lebih dari 19.000 ekor berjenis Holstein dan Jersey, rata-rata tiap tahunnya Greenfields Indonesia memproduksi susu sapi segar mencapai 97.000 ton atau kurang lebih 10 persen dari total produksi SSDN 2022.
 
“Pada akhirnya, seluruh bentuk tanggung jawab dan komitmen yang dilakukan oleh Greenfields Indonesia diharapkan dapat mendukung capaian pemerintah untuk mengurangi emisi hingga 29 persen pada 2030 serta target Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada bauran energi nasional pada 2025,” tutup Heru.

Baca juga: Greenfields komitmen berikan nutrisi terbaik dan sejahterakan peternak

Baca juga: Menkes sebut konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih rendah

Baca juga: Greenfields luncurkan KSG dan MCC untuk peternak sapi perah lokal

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023