Damaskus (ANTARA News) - Satu pemboman di jantung kota Damaskus menewaskan sedikitnya 13 orang pada Selasa.

Televisi pemerintah menuding pelakunya adalah  para teroris pengecut -- istilah yang digunakan rezim itu untuk pemberontak.

Kelompok hak asasi manusia The Syrian Observatory for Human Rights melaporkan 14 orang meninggal, termasuk sembilan warga sipil dan lima personel militer dalam serangan itu.

Lokasi ledakan adalah di sekitar gedung lama Kementerian Dalam Negeri.

Televisi resmi memperlihatkan asap membubung di tempat kejadian dengan kaca-kaca di kementerian itu pecah dan berserakan, satu kompleks bisnis rusak berat dan mobil-mobil rusak.

Bagian-bagian tubuh korban meninggal terlihat di jalan dan satu sedikitnya satu jasad ditutup kain putih diletakkan di satu ambulan.

Pasukan keamanan yang berseragam dan yang tak berseragam terlihat berlari dekat tempat kejadian sementara warga melarikan diri.

Serangan di distrik Marjeh terjadi sehari setelah Perdana Menteri Wael al-Haqi selamat dari satu pemboman mobil di kawasan dekat ibu kota Suriah itu.

Sementara itu Rusia melarang pesawat-pesawat sipilnya terbang ke wilayah udara Suriah setelah awak dari pesawat diberitakan mendapat ancaman di negara yang dilanda perang itu.

Obama memperingatkan untuk tak terburu-buru mengambil penilaian atas penggunaan senjata kimia.

"Saya harus yakin saya harus punya fakta. Itulah apa yang rakyat Amerika akan pertimbangkan," katanya dalam jumpa pers di Gedung Putih seperti dikutip AFP.

"Kalau saya bisa katakan bahwa tidak hanya Amerika Serikat tetapi juga komunitas internasional merasa yakin akan adanya penggunaan senjata kimia oleh rezim (Bashar) al-Assad, maka permainan berubah," katanya.

(Uu.M016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013