Kami yakin bahwa dengan adanya perluasan fasilitas ini maka proses rebound dari sektor industri akan semakin cepat dan kita tidak lagi berada pada titik negatif
Karawang (ANTARA) -
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan bahwa kondisi pertumbuhan subsektor industri permesinan pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 28 sudah membaik dari -1,26 persen pada triwulan I tahun 2023 menjadi -0,9 persen pada triwulan II tahun 2023.
 
"Khusus untuk subsektor industri permesinan yaitu KBLI 28, pertumbuhan triwulan I tahun 2023 -1,26 persen, pada triwulan II tahun 2023 membaik menjadi -0,9 persen. Artinya walaupun masih negatif, tetapi kita bisa lihat dan kita harapkan subsektor industri ini sedang dalam proses rebound (mulai pulih)," kata Agus saat acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik sebuah perusahaan produsen alat berat asal China, di Karawang, Jawa Barat pada Selasa.
 
Dia menilai dengan pembangunan fasilitas produksi di industri permesinan dapat mempercepat pemulihan angka pertumbuhan pada subsektor industri tersebut.
 
"Kami yakin bahwa dengan adanya perluasan fasilitas ini maka proses rebound dari sektor industri akan semakin cepat dan kita tidak lagi berada pada titik negatif," imbuh Agus.
 
Agus menjelaskan produk permesinan seperti alat berat dibutuhkan dalam berbagai sektor industri yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional seperti pertambangan, infrastruktur, hingga pertanian dan perkebunan.
 
"Industri alat berat merupakan salah satu sektor industri yang mendukung pertumbuhan ekonomi di mana produk industri ini dibutuhkan oleh sektor pertambangan oleh sektor infrastruktur dan sektor perkebunan pertanian," kata Agus.
 
Dia menambahkan kapasitas produksi alat berat dalam negeri mencapai 10 ribu unit per tahun di mana jumlah tersebut belum mencukupi permintaan domestik untuk tahun 2024 yang diprediksi mencapai 20 ribu unit.
 
"Diprediksikan bahwa kebutuhan alat berat di Indonesia akan mencapai angka 20 ribu unit pada tahun 2024 sementara kapasitas produksi industri alat berat di Indonesia masih pada angka 10 ribu unit per tahun jadi kita lihat masih ada gap setengahnya," kata Agus.
 
Oleh karena itu, sambung Agus, kehadiran pelaku industri alat berat di Indonesia diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan dalam negeri, meningkatkan nilai tambah di dalam negeri, menciptakan rantai pasok dan lapangan kerja, serta mendukung program hilirisasi.
 
Selain itu, Agus juga berharap dengan hadirnya investasi dari pelaku industri alat berat di Indonesia, dapat menarik investasi baru di sektor industri pendukung alat berat.
 
"Investasi baru di bidang industri alat berat ini diharapkan dapat menarik investasi baru di ekosistem industri pendukung alat berat yaitu industri komponen alat berat seperti industri fabrikasi bucket excavator, serta industri sub komponen alat berat seperti industri tubing dan pengecoran sub-komponen lainnya," ucapnya.

Baca juga: Khofifah: Pertumbuhan industri manufaktur di Jatim cukup tinggi
Baca juga: Sektor ILMATE tumbuh 12,16 persen sepanjang triwulan II 2023
Baca juga: PMI manufaktur Indonesia menguat ke level 53,9 pada Agustus 2023

 

Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023