Jakarta (ANTARA) - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menyatakan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dimiliki Indonesia mencapai 3.687 Giga Watt (GW) sehingga harus dioptimalkan dalam menghasilkan energi bersih bagi seluruh masyarakat.

“Indonesia memiliki potensi EBT yang besar, tersebar di seluruh Indonesia dan beragam untuk mendukung ketahanan energi nasional dan pencapaian target bauran EBT,” kata Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Gigih Adi Utomo di Jakarta, Rabu.

Menurut Gigih, potensi energi baru terbarukan adalah tenaga surya dengan potensi energi mencapai 3.294 GW dan yang baru dimanfaatkan sekitar 314,8 Mega Watt (MW). Potensi surya tersebar di seluruh Indonesia terutama di NTT, Kalimantan Bara dan Riau yang memiliki tingkat radiasi tinggi.

Kemudian tenaga hidro dengan potensi 95 gigawatt dan yang baru dimanfaatkan 6.696,1 MW. Untuk energi hidro juga tersebar di seluruh wilayah Indonesia terutama di Aceh, Kalimantan Utara, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Papua.

Kemudian terdapat bio energi dengan potensi 57 GW dengan pemanfaatan baru di angka 3.103,7 MW. Bioenergi ini tersebar di Indonesia baik berupa produk utama, limbah lahan perhutanan atau perkebunan, limbah industri yang berpotensi menjadi bio fuel, bio massa dan bio gas.

Selanjutnya tenaga angin dengan potensi 155 GW dan yang baru dimanfaatkan 154,3 MW. Potensi energi ini tersebar di seluruh Indonesia dengan kecepatan 6 meter per detik terutama di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Aceh dan Papua.

Sementara energi baru dari panas bumi memiliki potensi 23 GW dan yang dimanfaatkan baru 2.373,1 MW, energi ini tersebar di Kawasan cincin api meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Sulawesi.

Begitu juga energi laut memiliki potensi 60 GW dan hingga saat ini belum ada yang dimanfaatkan. Total ada 3.687 GW potensi dari energi baru terbarukan dan yang baru dimanfaatkan baru 12.669 MW.

Ia mengatakan bahwa hingga 2022 pemanfaatan energi baru terbarukan baru mencapai 12,3 persen dari target sebesar 23 persen pada 2025. Jumlah tersebut memang masih kecil tapi masih ada waktu untuk mengejar hal tersebut sehingga butuh dukungan dari seluruh pihak dalam mencapainya.

“Bagaimana agar sumber daya energi dalam negeri dioptimalkan mendukung pertumbuhan ekonomi dan mencukupi kebutuhan energi bangsa ini,” ujar Gigih.

Kementerian ESDM telah membuat peta jalan agar target yang sudah dibuat dapat tercapai dengan baik pada 2025. Dalam melakukan transisi energi dari energi fosil menjadi energi terbarukan perlu dilakukan sejumlah hal mulai dari menjaga ketersediaan energi dapat diakses dan terjangkau bagi masyarakat.

Kemudian melakukan upaya penyediaan energi dengan tetap memperhatikan rantai pasok serta kemampuan memenuhi permintaan yang terus meningkat dengan infrastruktur andal .

Serta membangun infrastruktur berbasis energi terbarukan dan bersumber energi rendah karbon serta meningkatkan efisiensi energi.

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Sella Panduarsa Gareta
Copyright © ANTARA 2023