bisa bertahan di tengah pandemi karena lebih mengandalkan keterampilan dan inovasi pelakunya ketimbang modal yang besar
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan industri kriya mampu bertahan di tengah pandemi COVID-19 karena lebih mengandalkan inovasi dan keterampilan generasi muda yang berkarya.

"Bisnis industri kriya terbukti bisa bertahan di tengah pandemi karena lebih mengandalkan keterampilan dan inovasi pelakunya ketimbang modal yang besar," kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, semakin banyak generasi muda yang berkarya menghasilkan produk kriya yang berkelas dari sisi desain, inovasi, dan kearifan lokal, serta berpotensi tembus ke pasar ekspor dan mendongkrak perekonomian nasional

Potensi perkembangan industri kerajinan dalam negeri dinilai cukup besar, baik dari segi produksi dan pasar lantaran Indonesia memiliki banyak daerah penghasil produk kriya.

Sepanjang tahun 2022, nilai ekspor produk kerajinan nasional mencapai 949 juta dolar AS, mengalami kenaikan dibandingkan ekspor tahun 2021 yang sebesar 916 juta dolar AS. Pangsa pasar kerajinan Indonesia mencapai sekitar 2,5 persen dari pasar dunia.

Baca juga: Kemenperin latih 253 ribu SDM industri lewat program Diklat 3 in 1

Baca juga: Komisi VII setujui pagu anggaran 2024 Kemenperin jadi Rp3,78 triliun


Untuk mendukung perkembangan industri kriya tersebut, Ditjen IKMA rutin menjalankan program pengembangan sentra IKM, penumbuhan wirausaha baru industri, bimbingan teknis, kompetisi Indonesia Fashion and Craft Awards, inkubasi bisnis, serta fasilitasi restrukturisasi mesin dan peralatan.

"Kami juga memfasilitasi IKM untuk mengikuti pameran berskala nasional dan internasional, serta membuka akses kemitraan yang bersifat business to business," katanya.

Pada 13-17 September 2023, Ditjen IKMA memfasilitasi 10 IKM kerajinan dan fesyen berpartisipasi dalam Pameran Kriyanusa 2023, di Balai Sidang Jakarta. Sebanyak 10 IKM ini pernah mendapatkan pendampingan dan pembinaan, baik dari Ditjen IKMA maupun Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).

Adapun sepuluh jenama IKM tersebut antara lain Milinge Bags asal Surakarta, Griya 99 Permata yang memproduksi perhiasan dan pernah menjadi peserta program Aku Siap Ekspor, dan Menday Craft yang merupakan IKM OVOP dengan produk kerajinan anyaman.

Ada pula Mitra Wastra Nusantara dan Wastraloka dengan produk kerajinan kombinasi wastra yang juga turut serta dalam pameran tersebut.

IKM lainnya adalah Kirana Cipta Lestari, Ayumu Gendout’s binaan Bali Creative Industry Center (BCIC), Kanantra dengan produk lampu kayu recycle, Mahagony Citra Selaras dengan produk dekorasi rumah, dan Orange Kriya dengan produk wastra.

Dalam gelaran keenam ini, pameran Kriyanusa mengusung tema "Kriya Unggul, Indonesia Maju" dengan tagline Cinta Kriya, Bangga Buatan Indonesia.

Selain pameran yang diikuti oleh 280 IKM atau jenama produk kriya, terdapat beragam kegiatan yang bisa diikuti oleh para pengunjung dan pelaku industri kerajinan. Di antaranya yaitu gelar wicara bertajuk Memulai Bisnis Ekspor Anti Ribet dan Aman bagi UMKM dan Hilirisasi Produk UKM Sektor Kerajinan yang Terlindungi Permendag Nomor 50 Tahun 2020.

Selain itu, menghadirkan demonstrasi tenun Gedogan khas Bira Kabupaten Bulukamba, Sulawesi Selatan. Para pengunjung dapat pula menyaksikan rangkaian peragaan busana, mencoba berkreasi dengan limbah plastik dan kain bekas, serta melukis di atas keramik.

Reni yang juga menjabat sebagai Sekjen Dekranas mengatakan pameran Kriyanusa menjadi strategi bersama antara Dekranas, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pelaku usaha untuk melestarikan, mengembangkan, dan mempromosikan keragaman produk kerajinan Indonesia.

"Melalui pameran ini, para pelaku industri kerajinan dari seluruh Indonesia bisa menampilkan produk terbaiknya di depan para kolektor dan konsumen sehingga nantinya dapat meningkatkan aktivitas ekonomi di daerah dan nasional," kata Reni.

Baca juga: Kemenperin dukung industri produk alternatif plastik sekali pakai

Baca juga: Kemenperin sebut bioaditif berbasis atsiri berpotensi turunkan emisi



 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023