Phnom Penh (ANTARA) - Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), dikatakan sejumlah pejabat Kamboja, dapat memberi banyak keuntungan bagi seluruh anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).

"Mencakup populasi gabungan sebanyak 2,3 miliar jiwa, RCEP telah menciptakan sebuah pasar yang sangat besar bagi ASEAN," kata Menteri Senior untuk Misi Khusus, Sok Siphana, di Phnom Penh pada Rabu (13/9).

Dia mengatakan itu dalam ceramah yang disampaikan di hadapan para pejabat di Kementerian Informasi Kamboja.

Perjanjian RCEP, mulai berlaku pada 2022, melibatkan 15 negara Asia-Pasifik, termasuk 10 negara anggota ASEAN, yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta lima mitra dagang mereka, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.

"RCEP, berdasarkan skala dan keberagaman keanggotaannya, menjadi sebuah blok yang solid untuk semakin memajukan liberalisasi perdagangan di Asia-Pasifik," tambah dia.
 
   (Xinhua)


Siphan mengatakan perjanjian perdagangan bebas ini memainkan peran penting dalam memerangi unilateralisme dan proteksionisme.

Bagi Kamboja, investasi infrastruktur keras di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (BRI) memungkinkan perekonomian negara itu untuk menjadi lebih kompetitif dan mendapat banyak keuntungan yang pada akhirnya muncul dari akses pasar yang lebih luas di bawah RCEP, kata dia.

Menurut data dari Bank Dunia, RCEP mewakili 2,3 miliar penduduk, 25,8 triliun dolar AS dari Produk Domestik Bruto global, dan 12,7 triliun dolar AS dari total perdagangan barang dan jasa global.

Sementara itu, Menteri Informasi Kamboja Neth Pheaktra mengatakan RCEP berperan penting dalam mempercepat pemulihan ekonomi di kawasan tersebut di era pascapandemi COVID-19.

"Pakta perdagangan besar ini akan membantu Kamboja mencapai target-targetnya untuk menjadi sebuah negara berpenghasilan menengah ke atas per 2030 dan negara berpenghasilan tinggi per 2050," kata dia pada acara tersebut.

Pheaktra mengatakan RCEP dengan jelas menunjukkan keberhasilan multilateralisme dan komitmen tak tergoyahkan yang dibuat oleh kawasan Asia-Pasifik untuk mendorong perdagangan bebas.
 
   (Xinhua)


Direktur Jenderal Institut Hubungan Internasional Kamboja, wadah pemikir di bawah Royal Academy of Cambodia, Kin Phea mengatakan RCEP telah berkontribusi dalam menstabilkan ekonomi para anggotanya, terutama di tengah resesi dan ketidakpastian ekonomi global saat ini.

"RCEP memiliki potensi besar untuk menciptakan manfaat nyata bagi semua anggotanya, dan ASEAN akan memperoleh banyak manfaat jangka panjang dari perjanjian perdagangan ini dengan melakukan integrasi lebih jauh ke dalam rantai pasokan global," ujar dia kepada Xinhua.

Phea menyebutkan RCEP juga akan membantu ASEAN mempersempit kesenjangan pembangunan di antara negara-negara anggota yang kaya dan miskin.

"Saya yakin bahwa RCEP akan membantu mengubah kawasan ASEAN menjadi sebuah mesin pertumbuhan baru di Asia," katanya.

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2023