Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia mulai memasuki fase peralihan musim hujan yang diperkirakan mulai terjadi 19 September hingga November 2023.

Direktur Jenderal Departemen Meteorologi Malaysia (MET Malaysia) Helmi Abdullah dalam pernyataannya diterima di Kuala Lumpur, Kamis, mengatakan fase transisi musim hujan menandai berakhirnya Muson Barat Daya yang sudah dimulai sejak 15 Mei 2023.

Selama fase transisi musim hujan, wilayah negara tersebut akan menerima angin lemah dari berbagai arah yang memungkinkan terjadinya badai petir yang biasanya membawa hujan lebat dan angin kencang dalam waktu singkat.

Kejadian itu, menurut Helmi, terjadi terutama pada sore dan dini hari di sebagian besar wilayah di pantai barat Malaysia dan sebagian dalam Semenanjung, bagian barat Sabah, serta Sarawak di bagian barat dan tengah.

Kondisi cuaca tersebut, lanjutnya, berpotensi menimbulkan banjir bandung dan rusaknya bangunan yang tidak kokoh.

Baca juga: Malaysia kaji kelayakan pengembangan stasiun peluncuran luar angkasa

MET Malaysia mengimbau masyarakat agar lebih waspada selama periode tersebut, dan selalu memperhatikan prakiraan serta peringatan cuaca yang dikeluarkan lembaga tersebut melalui situs resminya atau aplikasi.

Sebelumnya, Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Malaysia Nik Nazmi Nik Ahmad mengatakan pemerintah telah menganggarkan hingga 20 miliar ringgit (Rp65,66 triliun) untuk mengantisipasi bencana banjir melalui 233 proyek penangan banjir di berbagai daerah.

Dia menyebutkan dalam setiap titik proyek diperkirakan 2,5 juta rakyat Malaysia dapat dilindungi dari bencana banjir.

Pemerintah Malaysia juga menyiapkan dana hingga RM360 juta (Rp1,18 triliun) untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir lewat pemeliharaan sungai, hingga memperkokoh dan menjaga stabilitas tebing-tebing guna mengurangi risiko  banjir.

Baca juga: RI anggap “Halo-Halo Bandung” bukan isu sensitif dengan Malaysia

 

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2023