Risiko kredit juga menunjukkan adanya penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) perbankan dari 3,04 persen menjadi 2,55 persen yoy
Jayapura (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Papua dan Papua Barat menyebutkan aset perbankan di Papua hingga Juli 2023 mencapai Rp96,14 triliun yang terdiri dari aset bank umum Rp93,42 triliun dan aset Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Rp2,71 triliun.

"Bank umum mengalami pertumbuhan sebesar 13,31 persen dan BPR sebesar 11,04 persen," kata Kepala OJK Papua dan Papua Barat Ikhsan Hutahean di Jayapura, Jumat.

Menurut Hutahean, pihaknya mencatat kinerja jasa keuangan Papua pada posisi Juli 2023 juga mengalami peningkatan di mana hal tersebut dilihat dari adanya jumlah penyaluran kredit yang meningkat sebesar 13,16 persen secara year on year (yoy).

"Di mana sebagian besar masih ditopang dari sektor konsumsi sebesar 52,42 persen dari total kredit yang diberikan," ujarnya.

Dia menjelaskan mayoritas sektor utama kredit juga mencatatkan kenaikan terutama pada sektor pertanian, perburuan dan kehutanan sebesar Rp1,35 triliun atau sebesar 89,54 persen.

Dia menambahkan sementara untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) hingga Juli 2023 sebesar Rp51,44 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 7,37 persen yoy yang utamanya didorong peningkatan giro.

"Risiko kredit juga menunjukkan adanya penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) perbankan dari 3,04 persen menjadi 2,55 persen yoy," katanya.

Selain itu, kata dia, total rekening Single Investor Identification (SID) di Juli 2023 tercatat mencapai 50.132 rekening atau tumbuh sebesar 24,39 persen dibandingkan pada Juli 2022.

"Jumlah rekening ini terdiri dari rekening reksadana sebanyak 44.169, rekening saham 22.989 dan rekening surat berharga negara (SBN) sebanyak 2.435," ujarnya.

Baca juga: OJK sebut industri jasa keuangan di Papua dan Papua Barat stabil

Baca juga: OJK nilai potensi ekonomi Papua dan Papua Barat belum tergali optimal


 

Pewarta: Ardiles Leloltery
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023