Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menekankan kepada organisasi relawan mengenai pentingnya membangun kepercayaan publik baik dalam skala nasional maupun internasional.

Hal itu disampaikan Presiden saat memberikan arahan pada acara Rapat Kerja Nasional organisasi relawan Seknas Jokowi di Bogor, Jawa Barat, Sabtu.

“Sejak saya membangun usaha, dimulai betul-betul dari kosong betul, nol betul, dan yang saya bangun saat itu hanya satu kepercayaan. Nggak ada yang lain karena saya tidak punya apa-apa,” kata Jokowi mengawali ceritanya tentang pentingnya kepercayaan.

Dia mengatakan pada saat memulai usaha di Solo, dirinya tidak memiliki apa-apa dan hanya mencoba membangun kepercayaan, sehingga orang mau memberikan atau meminjamkan bahan baku tanpa perlu membayar di muka.

“Itulah yang saya bangun, kepercayaan,” kata dia.

Jokowi lalu menyampaikan bahwa upaya membangun kepercayaan juga dilakukannya di dunia politik. "Sekali lagi sejak awal saya membangun perusahaan juga trust, membangun karier politik juga yang saya bangun adalah trust, public trust, kepercayaan," ujarnya.

“Orang mau mempercayai saya karena memang orang melihat timnya bekerja, kabinetnya bekerja dan memang kalau mungkin lihat face-nya juga dari dulu sampai sekarang memang seperti ini nggak berubah. Face, face, ndeso-ndesoan. Karena kalau saya pindah ke face modern mungkin malah orang nggak percaya,” kata dia.

Saat menjadi wali kota Solo, kata dia, publik memberikan kepercayaan kepada dirinya. Dia mengatakan pada periode pertama mengikuti pemilihan wali kota Solo dirinya hanya dipilih oleh 37 persen masyarakat, namun pada periode kedua ia dipilih 91 persen pemilih karena kepercayaan.

Di dalam membangun negara, Jokowi melanjutkan, dirinya juga membangun kepercayaan baik dalam lingkup nasional maupun lingkup global.

“Agendanya boleh agenda mau bekerja ini, bekerja ini, bekerja ini, boleh. Tapi titik akhirnya adalah dalam rangka membangun sebuah kepercayaan dan itu hal yang paling sulit,” terangnya.

Ketika menjabat Presiden, kata dia, dirinya menghadiri KTT ASEAN serta KTT G20 dan bergaul dengan para pemimpin negara lain dan juga membangun kepercayaan.

Menurutnya saat ini hidup dan mati setiap negara ada di investasi. Dia menegaskan untuk memperoleh investasi itu membutuhkan kepercayaan.

"Sehingga membangun trust itu juga perlu. Orang mau investasi itu juga karena kepercayaan dan membawa capital untuk masuk ke negara kita. Itulah yang sulit yang sangat sulit dan sekarang kita sudah mendapatkan itu," terangnya.

Baca juga: Bahlil harap suhu politik tidak terlalu panas jaga investasi

Baca juga: Dewan Pers dorong media bangun kepercayaan publik dari kualitas konten

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga/Linna Susanti
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023