Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menekankan pentingnya kelompok G77 untuk menjadi pedoman moral multilateralisme.

"G77 harus menjadi moral compass multilateralisme, solidaritas dan kemitraan yang saling menguntungkan," kata Retno dalam pernyataan yang disampaikan saat menghadiri Pertemuan Puncak (KTT) G77 di Havana, Kuba, pada 15-16 September 2023, sebagaimana arahan pers secara daring oleh Kemlu RI pada Sabtu.

Kehadiran Menlu dalam KTT G77 tersebut adalah untuk mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Sementara, G77 merupakan kelompok kerja sama negara anggota PBB yang terdiri atas 134 negara berkembang dengan agenda utama memajukan kerja sama pembangunan.

Di dalam KTT G77 tersebut, Retno menekankan pentingnya tiga hal. Pertama adalah tentang pentingnya memperkuat multilateralisme. G77, menurut dia, harus menjadi pedoman moral multilateralisme, solidaritas dan kemitraan yang saling me
nguntungkan.

Kedua, Menlu juga menekankan pentingnya G77 untuk mendorong upaya memperkuat hak pembangunan bagi negara berkembang, termasuk hak untuk membangun industri hilir dan menjadi bagian dari rantai pasok global.

Sains, teknologi, dan inovasi (STI), kata dia, memegang peran sangat penting. Oleh karena itu, G77 harus dapat mendorong akses STI yang lebih kuat untuk negara berkembang.

Masih terkait hal itu, Menlu menekankan hal penting ketiga, yaitu bahwa Indonesia mendorong penguatan kerja sama di bidang STI dan siap untuk berkontribusi, baik melalui NAM Centre for South-South Cooperation maupun kerja sama pembangunan Indonesia.

Sementara itu, dalam kesempatan tersebut Retno juga menyampaikan presidensi Indonesia di G20 pada 2022 dan keketuaannya di ASEAN tahun ini.

Tugas tersebut, kata dia, tidak mudah untuk dilakukan. Namun, ia bersyukur bahwa Indonesia dapat menjalankan tugas tersebut dengan baik.

Ia juga menyampaikan komitmen Indonesia yang sangat kuat untuk membawa kepentingan negara berkembang dalam dua keketuaan tersebut.

Lebih lanjut, Menlu juga menekankan pentingnya kesatuan dan solidaritas dari kelompok G77 karena dari satu krisis ke krisis lain negara berkembang selalu terkena dampak paling besar.

Ia juga mengatakan bahwa 'spirit Bandung', yang menekankan perlunya antarnegara berkembang untuk terus memperkuat solidaritas, soliditas dan kerja sama, menjadi relevan pada saat ini.

Baca juga: Indonesia dukung kepemimpinan Palestina dalam G77
Baca juga: Sebagai ketua, Presiden Palestina berikrar lindungi kepentingan G77
Baca juga: G77: Kesepakatan Iklim Terburuk dalam Sejarah

Pewarta: Katriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023