Pasar akan mencari petunjuk bahwa The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun.....
Singapura (ANTARA) - Euro menguat di awal sesi Asia pada Selasa pagi, menyusul komentar hawkish dari pengambil kebijakan Bank Sentral Eropa (ECB), sementara yen melemah mendekati level terendah 10 bulan menjelang keputusan suku bunga penting dari Bank Sentral Jepang (BoJ) pekan ini.

Pergerakan mata uang melemah di awal perdagangan Asia karena pasar tetap waspada menjelang pertemuan bank-bank sentral minggu ini, dengan Federal Reserve menjadi pusat perhatian dan BoJ menjadi fokus di Asia.

Euro sedikit menguat dan diperdagangkan pada 1,0695 dolar, setelah naik 0,3 persen di sesi sebelumnya karena pejabat ECB mengindikasikan kenaikan suku bunga lebih lanjut - komentar yang meningkatkan imbal hasil obligasi pemerintah zona euro.

"Dengan pidato ECB yang mencatat bagaimana inflasi diperkirakan tidak akan turun dalam waktu dekat... kita semua harus bersiap dengan gagasan bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama, dan berpotensi untuk jangka waktu yang sangat lama," kata Rodrigo Catril, ahli strategi valas senior di National Australia Bank.

Baca juga: Dolar AS melemah ketika pedagang tunggu keputusan bank sentral utama

Sebuah laporan Reuters mengatakan bahwa ECB akan segera mulai membahas bagaimana mengatasi kelebihan likuiditas multi-triliun euro yang mengalir di bank-bank juga mengangkat mata uang tunggal.

Simpanan uang ini mengurangi dampak kenaikan suku bunga ECB karena mengurangi persaingan dalam mendapatkan simpanan dan mengakibatkan pembayaran bunga yang besar – dan kerugian yang diakibatkannya – oleh beberapa bank sentral.

Di Asia, yen sedikit tergelincir ke 147,64 per dolar dan tetap berada di dekat level terendah 10 bulan minggu lalu di 147,95 per dolar.

BoJ akan mengumumkan keputusan suku bunganya pada Jumat (22/9/2023) di akhir pertemuan kebijakan dua hari, dengan bank sentral berada di bawah pengawasan ketat setelah Gubernur Kazuo Ueda memicu spekulasi akan segera menjauh dari kebijakan ultra-longgar.

“Menurut kami, BoJ membutuhkan amunisi untuk mendukung dirinya dalam setiap perubahan atau bahkan panduan untuk potensi perubahan kebijakan dalam enam bulan mendatang hingga tahun depan,” kata Catril.

"Dan kami pikir hal itu perlu terjadi dengan serangkaian perkiraan baru, dan itulah mengapa kami tidak berpikir bahwa kita akan mendapatkan banyak kejutan pada Jumat (22/9/2023)."

Baca juga: Dolar melemah di awal sesi Asia, yen jadi sorotan jelang pertemuan BoJ

Di tempat lain, dolar AS melemah secara luas, meskipun menyimpang tidak terlalu jauh dari level tertinggi enam bulan terhadap mata uang utama lainnya minggu lalu menjelang keputusan suku bunga The Fed pada Rabu (23/9/2023).

Terhadap greenback, Aussie naik 0,12 persen menjadi 0,6445 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru naik 0,11 persen menjadi 0,5924 dolar AS.

Indeks dolar tergelincir 0,04 persen menjadi 105,04.

Pasar uang memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunganya pada pertemuan mendatang, menurut alat CME FedWatch, meskipun fokusnya akan tertuju pada panduan ke depan bank sentral.

"Pasar akan mencari petunjuk bahwa The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga lagi pada akhir tahun atau jeda yang lebih lama perlu dilakukan," kata Erik Weisman, kepala ekonom dan manajer portofolio di MFS Investment Management.

Sterling naik tipis 0,04 persen menjadi 1,2390 dolar, menjelang keputusan suku bunga dari Bank Sentral Inggris (BoE) yang juga akan dirilis minggu ini.

Meskipun BoE diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada Kamis (21/9/2023), kenaikan tersebut dapat menandai siklus pengetatan terakhir bank sentral saat ini karena melemahnya perekonomian mulai mengkhawatirkan para pembuat kebijakan.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023