Biak (ANTARA) - Bank sampah induk Amanah Recyle Biak (ARB) Kabupaten Biak Numfor, Papua mengelola limbah sampah plastik menggunakan aplikasi Containder dalam rangka meraup pendapatan ekonomi bagi keluarga di daerah setempat.

"Pengumpulan sampah plastik di bank sampah induk ARB ditargetkan 150 ton dalam waktu enam bulan," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Biak Numfor Iwan Ismulyanto di Biak, Selasa.

Menurut dia, penggunaan aplikasi sampah plastik Containder hingga saat ini total sampah plastik sebanyak 10 ton berasal dari siswa sekolah dan masyarakat umum.

"Antusias masyarakat memanfaatkan limbah sampah sangat luar biasa. Kami memberikan insentif setiap kilogram sampah plastik, tujuannya meningkatkan penyadaran masyarakat khusus pengelolaan sampah plastik," sebut Iwan.

Diakui Iwan, untuk pengelolaan sampah plastik ini sangat menarik karena tadinya sampah dibeli dari bank sampah sebesar Rp1.500/Kg.

Tetapi dengan menggunakan aplikasi Containder,  maka pihak pengelola akan menambahkan insentif sebesar Rp1.000 per kilogram.

"Jadi dengan dukungan aplikasi Containder harga limbah sampai plastik menjadi naik sebesar Rp2.500/Kg," kata mantan Kadisnaker Biak itu.

Disebutkan Iwan, dari hasil jual limbah sampah ini  langsung diterima oleh masyarakat, dan dampaknya adalah lingkungan bebas plastik.

Ia mengatakan, untuk mengelola sampah dengan menggunakan aplikasi Containder didukung bank sampah induk ARB Distrik Sama.

"Serta tiga unit bank sampah tersebar di kampung Karyendi, kampung Babrinbo dan bank sampah Wadido Distrik Biak siap mengelola limbah plastik menjadikan uang buat kebutuhan keluarga," harap Iwan.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Biak jumlah limbah sampah yang diangkut setiap hari ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah mencapai 40 ton hingga 60 ton/hari.

Pewarta: Muhsidin
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023