Jakarta (ANTARA) - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Jaya (PAM Jaya) melakukan pemerataan suplai air serta peningkatan produksi untuk mengatasi krisis air di beberapa kawasan di Jakarta Barat.

Pemerataan berarti mengalihkan sebagian kapasitas suplai air dari kawasan lain yang tidak terdampak ke kawasan terdampak krisis air.

"Misalkan di wilayah A mungkin jam 8 sampai jam 11. Di wilayah B jam 11 sampai jam 1. Itu airnya saat ini memang baru bisa keluar mungkin di jam tertentu," ungkap Senior Manager Corporate Communication & Office Director PAM Jaya, Gatra Vaganza saat dihubungi pada Selasa.

Kemudian langkah berikutnya adalah peningkatan kapasitas produksi di Instalasi Pengolahan Air 2 (IPA 2) Pejompongan.

"Langkah-langkah yang sudah kita lakukan, salah satunya peningkatan produksi dari IPA 2 Pejompongan. Kebetulan itu alirannya itu mengarah ke wilayah-wilayah hutan kota," ungkap Gatra.

Baca juga: DKI dan PAM Jaya bangun lima unit reservoir komunal atasi krisis air

Upaya-upaya tersebut, kata Gatra, dilakukan secara bertahap. Demikian juga dengan suplai air yang hingga kini belum berjalan normal pada kawasan yang mengalami krisis air.

"Karena matinya hutan kota itu, kita belum bisa memenuhi secara menyeluruh sebetulnya ya. Total produksi apa yang dihasilkan oleh hutan kota," katanya.

Tapi dampaknya juga secara bertahap. "Air itu bisa keluar tapi memang belum bisa sepanjang hari seperti layaknya normal," kata Gatra.

Mengenai pemerataan suplai air, Gatra menyebutkan, pengurangan kapasitas air di kawasan yang tidak mengalami krisis dilakukan dalam batas wajar.

"Betul, tapi kami dalam konteks yang wajar gitu ya. Tidak lantas akhirnya itu meniadakan atau mengurangi kualitas airnya di wilayah lain," kata Gatra.

Baca juga: Polres Metro Jakut gandeng berbagai pihak atasi krisis air di Koja

Selain pemerataan suplai air dan peningkatan kapasitas produksi, pihaknya juga menyediakan air tangki dalam keadaan darurat air.

"Dalam keadaan 'emergency' (darurat) kami juga menyiapkan mobil tangki yang bisa diminta ke kami untuk kami kirim ke wilayah-wilayah terdampak," kata Gatra.

Adapun kawasan yang terdampak krisis air bersih adalah Penjaringan, Pejagalan, Pluit, Kapuk, Kalideres, Rawa Buaya, Pegadungan dan Cengkareng Barat, Cengkareng Timur.

Selain itu Semanan, Duri Kosambi, Wijaya Kusuma, Jelambar Baru, Kapuk Muara, Tegal Alur, Kamal, Kamal Muara dan sekitarnya.

Warga di salah satu wilayah terdampak, yakni di lingkungan RT 07 RW 11, Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, yang mengambil air bersih dari mobil tangki mulai berkurang pada Selasa (19/9) siang.

"Di RT 07/11 sudah mulai berkurang yang ambil air tangki PAM Jaya. Karena sebagian sudya pada keluar air PAM-nya," ungkap Camat Kalideres, Wukir Prabowo.

Baca juga: BPBD siapkan air baku dari waduk antisipasi krisis air saat kemarau

Wukir menyebutkan air PAM yang keluar memang belum normal seperti biasanya. "Hari ini sebenarnya info dari warga sudah mulai keluar (air PAM), tapi airnya masih belum bagus," katanya.

Kondisi terakhir hari ini air sudah mulai keluar, tapi tidak selalu bersih. "Terkadang kotor, terkadang bersih. Jadi belum bisa dipastikan kelancarannya," ujar Wukir.

Selama beberapa hari terakhir, kata Wukir, untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga RW 11 Pegadungan, sebanyak lima mobil tangki air PAM Jaya disuplai ke kawasan tersebut.

"Setiap hari lima mobil tangki kapasitas 5.000 liter disuplai untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga RW 11 Pegadungan," katanya.

Baca juga: Pengamat sebut Jakarta belum optimal kelola sumber daya air

Suplai dilakukan sejak kawasan tersebut mengalami kerawanan air bersih. "Suplai air sejak sekitar Kamis-Jumat pekan lalu. Kita terus monitor, selain PAM Jaya dari Polri juga bantu air," ujar Wukir.

Disebutkan, sedikitnya enam RT, yakni RT 04, 05, 06, 07, 08 dan 10 RW 11 Pegadungan kesulitan mendapatkan air bersih karena masalah pendistribusian dari PAM Jaya.

Ia berharap masalah air bersih di wilayahnya segera usai. "Harapannya ke depan, untuk kelancaran air lebih baik sehingga masalah krisis air bersih segera hilang dan kondisi kembali normal," ujar Wukir.
 

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023