Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi II DPR RI Saan Mustopa mengatakan partai politik turut bertanggung jawab dalam masa depan demokrasi Indonesia.

"Bagaimana partai politik punya kesadaran sama untuk tetap menjaga, merawat, dan meningkatkan kualitas demokrasi kita agar menjadi stabil," ujar Saan dalam Forum Diskusi Denpasar 2012 yang dipantau secara daring melalui kanal YouTube Rerie Lestari Moerdijat, Jakarta, Rabu.

Dalam menjaga demokrasi, katanya, partai harus memahami ihwal yang dapat mencederai proses demokrasi. Ia menyebutkan "money politic" (politik uang) dan dinasti politik dapat merusak demokrasi di Tanah Air.

Sebagai pilar utama demokrasi, kata dia, partai diibaratkan seperti sumber mata air. Menurutnya, seorang politisi yang mengemban jabatan eksekutif maupun legislatif bisa berasal dari partai politik.

Saan meminta agar partai politik mampu menjaga kemurniannya sebagai tempat melahirkan para pemimpin. Dia berujar apabila ingin mendapatkan politisi yang bagus, maka partai politik yang menaungi harus dalam kondisi baik.

Baca juga: Wakil Ketua Komisi II DPR tegaskan pemilu tetap ikuti UUD 1945
Baca juga: Pimpinan Komisi II DPR minta MA dan KY ingatkan PN Jakpus


"Sama kayak kita mau dapat aliran sungai bersih, maka sumber mata air harus dijaga agar tetap bersih. Sumber mata air bersih saja saat mengalir bisa terkontaminasi, apalagi kalau sumbernya sudah kotor, sudah tidak bersih," tambah dia.

Untuk itu, ia menyarankan agar proses rekrutmen partai politik untuk jabatan publik harus dilakukan secara benar karena tak dapat dipungkiri pemimpin yang baik hanya bisa lahir melalui proses yang baik.

"Tidak mungkin akan lahir pemimpin baik kalau prosesnya sudah salah," tegas Saan.

Ia mengatakan tidak mungkin untuk mendukung seseorang yang ditransaksikan dalam jabatan publik karena ada komponen-komponen yang dapat merusak demokrasi dan "output"-nya menghasilkan pemimpin antirakyat.

"Karena ada proses rekrutmen yang ditransaksikan atau mahar. Itu bisa menjadi bagian komponen besar dalam proses politik uang," ucapnya.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023