Zhengzhou (ANTARA) - Saat angin musim gugur mulai berembus, banyak sekali ikan air tawar yang lezat untuk disantap, yang sempat berada di ambang kepunahan akibat polusi, kini mulai kembali terlihat di Sungai Kuning berkat perbaikan kualitas air.

Pada 2022, seluruh aliran utama Sungai Kuning, yang merupakan sungai terpanjang kedua di China, untuk kali pertama dapat mencapai kualitas air tingkat II, level yang memenuhi standar higienis untuk air minum setelah pengolahan pemurnian air konvensional, demikian menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ekologi dan Lingkungan Hidup China.

Upaya restorasi lingkungan di Sungai Kuning sangat efektif, ujar Fan Zhihui, kepala biro pengawasan sekaligus pengelolaan lingkungan dan ekologis cekungan Sungai Kuning di bawah naungan kementerian tersebut.

Data pemantauan menunjukkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, proporsi air berkualitas baik di kawasan sungai tersebut meningkat rata-rata lebih dari 5 persen per tahun.

Namun, sungai tersebut telah lama dilanda berbagai masalah.

Khususnya pada akhir 1990-an, polusi semakin parah, dengan volume polutan yang masuk ke Sungai Kuning jauh melebihi kapasitas lingkungannya. Sekitar 40 persen aliran sungai memiliki kualitas air yang tergolong "sangat buruk". Sepertiga dari 16 spesies air asli di sungai tersebut menjadi punah.

"Perhatian yang belum pernah terjadi sebelumnya dari pemerintah pusat dan daerah, ditambah dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang paling ketat dalam sejarah, dapat merevitalisasi sungai induk yang dulunya rusak," kata Cai Zhiguo, seorang pejabat di biro tersebut.

Setiap tahun, lebih dari 15.000 angsa berkumpul di lahan basah Sungai Kuning di Kota Sanmenxia, Provinsi Henan, China tengah, untuk menghabiskan waktu musim dingin. Burung tersebut mewakili 70 persen lebih dari total populasi angsa yang menghabiskan waktu musim dingin di China.

Menyusul perbaikan kualitas air di aliran utama Sungai Kuning, pekerjaan memulihkan kualitas air di aliran anak sungai akan mendapat perhatian yang sama, kata Fan. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023