Medan (ANTARA) - Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara mengajak masyarakat di kawasan Danau Toba untuk terus meningkatkan kesadaran pariwisata.

"Kesadaran itu penting, apalagi wilayah Danau Toba masuk dalam kawasan 'geopark' (taman bumi-red) kaldera yang diakui UNESCO," ujar Kepala Disbudparekraf Sumut Zumri Sulthony kepada ANTARA di Medan, Rabu.

Zumri melanjutkan, kesadaran pariwisata dapat ditunjukkan dengan hal-hal kecil sederhana seperti menjaga kebersihan di lingkungan masing-masing.

Selain itu, perlu pula menjamin keamanan lingkungan sehingga membuat wisatawan betah berada di kawasan Danau Toba.

"Itulah kenapa keterlibatan masyarakat sangat diperlukan," kata Zumri.

Pria yang juga Ketua Umum Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark itu melanjutkan, pihaknya pun tidak tinggal diam untuk membantu menambah kesadaran pariwisata masyarakat di sekitar Danau Toba.

Pihaknya menyusun berbagai program dan kebijakan untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Menurut Zumri, kalau masyarakat di sekitar Danau Toba dapat bersama-sama memajukan pariwisata di sana, wilayah Kaldera Toba dapat bertahan sebagai kawasan UNESCO Global Geopark.

"Kartu kuning" yang diberikan oleh UNESCO untuk Kaldera Toba pada awal September 2023 pun diyakininya dapat dicabut dua tahun kemudian.

"Banyak yang harus dijaga supaya kita tetap bisa menarik wisatawan ke Danau Toba," tutur Zumri.

Dalam rapat UNESCO Global Geopark di Maroko 4-5 September 2023, kawasan Taman Bumi (Geopark) Kaldera Toba mendapatkan "kartu kuning" dari UNESCO.

Selain Kaldera Toba, daerah lain yang meraih kartu serupa adalah Gua Zhijindong (China), Taman Nasional Regional Luberon (Prancis), Madonie (Italia) dan Colca y Volcanes de Andagua (Peru).

Kartu kuning itu merupakan peringatan dari UNESCO yang berarti badan pengelola wilayah tersebut tidak memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan.

UNESCO pun meminta Badan Pengelola Toba Caldera UNESCO Global Geopark untuk melakukan perbaikan sebelum dilakukan validasi ulang dua tahun kemudian.

Adapun UNESCO menetapkan tiga kriteria untuk "geopark" berdasarkan hasil validasi yang mereka terapkan.

Jika memenuhi semua kriteria, taman bumi tersebut berhak memperoleh "kartu hijau" dan akan divalidasi ulang empat tahun setelah status ditetapkan.

Di bawahnya ada "kartu kuning", dengan validasi ulang dilaksanakan dua tahun kemudian, dan terakhir yakni "kartu merah" yang berarti daerah tersebut tidak lagi masuk dalam UNESCO Global Geopark akibat tidak mampu menunaikan semua persyaratan.



Baca juga: Menparekraf sambut Danau Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark

Baca juga: Kemenparekraf: Kaldera Toba akan jadi tujuan wisata dan penelitian


Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023