Tokyo (ANTARA) - Dolar menguat mencapai puncak baru di awal sesi Asia pada perdagangan Kamis pagi, berada di sekitar level tertinggi terhadap yen sejak November setelah jeda hawkish oleh Federal Reserve AS.

Sementara itu, sterling merosot ke posisi terendah baru dalam beberapa bulan setelah laporan inflasi yang mengejutkan turun pada Rabu (20/9/2023), seiring meningkatnya pertanyaan mengenai apakah Bank Sentral Inggris (BoE) dapat mengikuti rekannya AS dalam mempertahankan suku bunganya pada Kamis.

The Fed memenuhi ekspektasi pasar pada pertemuan kebijakan moneternya pada Rabu (20/9/2023), mempertahankan suku bunga stabil pada kisaran 5,25-5,50 persen.

Namun, bank sentral AS memperketat sikap kebijakan moneter hawkish yang semakin diyakini oleh para pejabatnya dapat berhasil menurunkan inflasi tanpa merusak perekonomian atau menyebabkan hilangnya lapangan kerja dalam jumlah besar.

Indeks dolar, yang mengukur mata uang terhadap sejumlah mata uang rivalnya, naik setinggi 105,59 pada Kamis, yang terkuat sejak 9 Maret.

Indeks dolar naik untuk minggu kesembilan berturut-turut pada minggu lalu, kenaikan terpanjang dalam hampir satu dekade karena ketahanan pertumbuhan AS memicu rebound dolar.

Suku bunga acuan overnight Fed mungkin masih akan dinaikkan sekali lagi pada tahun ini ke kisaran puncak 5,50-5,75 persen, menurut proyeksi triwulanan terbaru yang dikeluarkan oleh bank sentral AS, dan suku bunga tetap diperketat secara signifikan hingga tahun 2024 dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Yen Jepang melemah setelah pertemuan The Fed, berada di kisaran 148,39 per dolar dan turun dari level terendah baru di 148,47, yang merupakan level terlemah sejak November.

Bahkan ketika dolar/yen merosot kembali ke level yang terlihat pada akhir tahun lalu, kemungkinan Bank Sentral Jepang (BoJ) memperketat kebijakan pada pertemuan Jumat (22/9/2023) masih kecil.

“Kami ragu Gubernur (BoJ) Ueda akan memberikan panduan yang kuat mengenai kebijakan moneter sampai dia mengumpulkan cukup bukti mengenai siklus harga upah yang baik,” kata Carol Kong, ekonom dan ahli strategi mata uang di Commonwealth Bank of Australia, dalam sebuah catatan.

Tidak adanya perubahan pada pertemuan BoJ pada Jumat (22/9/2023) dapat mendorong dolar/yen lebih tinggi, tambahnya.

"Bersama dengan peringatan pejabat Jepang, risiko intervensi valas oleh BoJ terus meningkat dalam pandangan kami."

Sterling terakhir diperdagangkan pada 1,2311 dolar, turun lebih dari 0,2 persen di pagi Asia dan berada pada level terendah baru dalam beberapa bulan terhadap greenback menjelang keputusan suku bunga BoE pada Kamis nanti.

Tingkat inflasi Inggris yang tinggi secara tak terduga melambat pada Agustus, data resmi menunjukkan pada Rabu (20/9/2023), menimbulkan pertanyaan tentang seberapa tinggi bank sentral akan mengambil suku bunga sehari sebelum pengumuman kebijakan berikutnya.

Meskipun laporan IHK merupakan "kabar baik yang jarang terjadi" bagi perekonomian Inggris, National Australia Bank mengatakan dalam sebuah catatan bahwa data tersebut dapat mempersulit keputusan BoE.

"Setelah data pendapatan rata-rata yang sangat tinggi minggu lalu, laporan inflasi yang lebih kuat akan membuat hidup sedikit lebih mudah bagi BoE dalam kemungkinan melakukan kenaikan suku bunga final sebesar 25 basis poin minggu ini."

Pelaku pasar sangat condong ke arah kenaikan suku bunga BoE lagi pada Kamis untuk yang ke-15 kalinya, namun ekspektasi dengan cepat berubah setelah data tersebut.

Euro terakhir turun lebih dari 0,2 persen pada 1,0632 dolar.
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2023