Jakarta (ANTARA) - Pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing meyakini tujuh program prioritas yang dimiliki bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo dapat membawa Indonesia menjadi negara adidaya.

Menurut dia, untuk mencapai Indonesia Emas tahun 2045 diperlukan landasan atau pondasi yang kuat sehingga tujuh program Ganjar itu sangat pas dijadikan landasan tersebut.

"Tujuh program tersebut merupakan jawaban kalau mau masuk ke Indonesia Emas 2045 dan menjadi negara adidaya," kata Emrus di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan, untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, tujuh program Ganjar itu bisa dijadikan landasan menuju target tersebut dan mewujudkan Indonesia menjadi negara adidaya. Karena menurut dia, tujuh program tersebut dapat membangun semua sektor di Indonesia.

"Lima tahun Ganjar ketika jadi presiden menjadi landasan mewujudkan Indonesia Emas 2045, sehingga tahun berikutnya bisa melanjutkan target sehingga 2045 Indonesia menjadi negara adidaya," tuturnya.

Baca juga: Ganjar ungkap tujuh program kunci bangun Indonesia

Baca juga: Program perumahan Ganjar diharapkan direplikasi di tingkat nasional


Dia menilai peluang Indonesia menjadi negara adidaya sangat besar karena memiliki sumber daya manusia yang tidak kalah dengan negara lain. Selain itu, Indonesia memiliki kekayaan alam yang belum banyak dikelola.

"Misalnya, di laut, kekayaan maritim kita sangat melimpah. Lalu tambang kita sangat mendukung," ujarnya.

Menurut dia, modal utama Indonesia menjadi negara adidaya adalah negara kita berasaskan Pancasila yang mengajarkan pluralitas. Dia mengatakan bahwa beberapa negara dan tokoh dunia memuji Pancasila sebagai landasan berbangsa dan bernegara.

Bakal calon presiden Ganjar Pranowo menjabarkan tujuh gagasan strategis-nya yang akan dilakukan ke depan, mulai dari mengentaskan kemiskinan ekstrem hingga meningkatkan nilai tambah infrastruktur.

Dalam acara Mata Najwa tersebut, Ganjar menjabarkan tujuh program strategis yang akan dilakukannya, pertama, membangun sumber daya manusia (SDM) produktif. Kedua, stabilisasi harga bahan pokok; ketiga, kemiskinan ekstrem 0; keempat, memperkuat jaring pengaman nasional.

Kelima, hilirisasi menuju industri kelas dunia; keenam, meningkatkan nilai tambah infrastruktur; dan ketujuh, mengembalikan alam Indonesia menjadi jauh lebih baik.

Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023