Jakarta (ANTARA) - Amerika Serikat pada Kamis (21/9) mengumumkan akan memberikan tambahan bantuan kemanusiaan senilai lebih dari 116 juta dolar AS (sekitar Rp1,78 triliun) untuk para pengungsi Rohingya dan masyarakat rentan di Myanmar, Bangladesh, dan wilayah sekitarnya.

Dengan pendanaan baru ini maka total bantuan AS kepada mereka yang terdampak krisis di Myanmar, Bangladesh, dan wilayah sekitarnya telah mencapai lebih dari 2,2 miliar dolar AS (Rp33,83 triliun) sejak Agustus 2017, menurut pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

AS mencatat pada saat itu ada lebih dari 740.000 warga Rohingya di negara bagian Rakhine, Myanmar yang melarikan diri ke Bangladesh akibat genosida, kejahatan kemanusiaan, dan pembersihan etnis yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar.

Adapun pendanaan yang diberikan AS mencakup bantuan untuk dukungan bagi kelangsungan hidup hampir 1 juta pengungsi Rohingya di Bangladesh, serta 540.000 warga Bangladesh yang telah bersedia menampung para pengungsi Rohingya.

Bantuan itu mencakup air minum aman, layanan kesehatan, perlindungan, pendidikan, tempat tinggal, dan dukungan psikososial, menurut pernyataan tersebut.

Baca juga: ASEAN dukung Myanmar dan Bangladesh repatriasi pengungsi Rohingya

Baca juga: PBB janji dukung repatriasi pengungsi Rohingya secara bermartabat


Pada Agustus, Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak Asasi Manusia (HAM) Volker Türk memperingati enam tahun dimulainya serangan besar-besaran yang dilakukan militer Myanmar terhadap warga minoritas Muslim di negara bagian Rakhine.

Dia kembali menyerukan keadilan setelah ratusan ribu warga Rohingya diusir dari rumah mereka oleh pasukan militer.

PBB dalam pernyataannya pada 11 September menyatakan bahwa sekitar 10 ribu laki-laki, perempuan, anak-anak, dan bayi baru lahir di Rohingya diyakini telah dibunuh, lebih dari 300 desa dibakar habis, dan lebih dari 700 ribu orang terpaksa mengungsi ke Bangladesh untuk menyelamatkan diri dan bergabung dengan puluhan ribu orang lainnya yang sudah lebih dulu melarikan diri akibat kekerasan sebelumnya.

Baca juga: Menlu Retno dorong solusi politik untuk tangani isu Rohingnya

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023