Kuala Lumpur (ANTARA) - Peneliti pada Pusat Penelitian Arkeologi Global (PPAG) Universiti Sains Malaysia (USM) dan Departemen Warisan Nasional (JWN) mengumumkan penemuan struktur candi Budha terbesar di Bukit Choras, Yan, Kedah, yang diyakini sudah ada sejak 1.200 tahun lalu.

Dosen senior PPAG USM Nasha Rodziadi Khaw yang memimpin penelitian penggalian arkeologi tersebut dalam keterangan persnya diikuti daring dari Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan pada penelitian tahap awal di 28 Agustus hingga 12 September 2023 telah mengungkap separuh dari seluruh struktur candi induk.

Penggalian pada 8 September 2023 lalu, menurut dia, berhasil mengungkap struktur candi yang jauh lebih besar dan lengkap dengan mengungkap separuh dinding utara dan selatan serta seluruh dinding barat candi.

Peneliti juga menemukan dua patung di dinding selatan dan barat candi. Meski dalam keadaan rusak, ia mengatakan, patung tersebut masih tetap dapat diidentifikasi. Para peneliti menemukan pula prasasti berhuruf Pallawa dan pecahan gerabah tanah liat.

Penanggalan awal yang diusulkan untuk situs tersebut adalah sekitar abad ke-8 atau ke-9 Masehi, yang satu zaman dengan sebagian besar situs candi lain di Lembah Bujang dan perkembangan periode Sriwijaya.

Rencananya penelitian tahap dua akan dilaksanakan pada Desember 2023 yang meliputi penggalian separuh struktur bangunan induk lainnya. Sementara patung dan artefak yang sudah ditemukan akan dibawa ke laboratorium PPAG USM untuk dibersihkan, dikonservasi dan diteliti lebih lanjut.

Situs Bukit Charos telah dikukuhkan sebagai warisan budaya berdasarkan National Heritage Act 2005 (Act 645) pada 28 Desember 2016.

Dalam unggahan Facebook USM disebutkan di antara penemuan di lokasi tersebut terdapat dua patung berbahan plesteran (stuko) yang arsitekturnya memiliki kemiripan dengan artefak Kerajaan Sriwijaya kuno yang ditemukan di Sumatera dan Jawa Barat, Indonesia.

Sisa-sisa struktur candi yang ditemukan masih dalam keadaan terawat dan memperlihatkan ciri-ciri ukiran dan arsitektur yang unik, terutama dengan adanya bangunan bertingkat, serta ruang-ruang khusus untuk meletakkan patung.

Baca juga: Ismail Sabri ajak warga susuri sejarah perjuangan bangsa
Baca juga: Unhas dan Universitas Malaya Kerja Sama Sejarah

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023