menumbuhkan bibit-bibit sastrawan muda yang kreatif, aktif, dan mumpuni
Jakarta (ANTARA) - Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) berupaya untuk lebih adaptif terhadap perkembangan zaman agar sastra lebih dikenal oleh generasi muda dan dapat menumbuhkan bibit-bibit sastrawan muda yang aktif, kreatif, dan mumpuni pada masa depan.

"Mastera tidak boleh terlena dengan romantisme masa lalu. Romantisme tidak salah. Namun, Mastera harus tetap bergerak dengan penuh optimisme menyambut masa depan," ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbudristek, E. Aminudin Aziz dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Aminudin yang juga Ketua Mastera Indonesia itu mengatakan optimisme ke masa depan hanya dapat diraih apabila seluruh negara anggota Mastera bersepakat untuk saling bekerja sama dan siap membina generasi muda agar cinta terhadap sastra.

"Berbekal dari masa lalu, Mastera pasti dapat melompat ke masa depan untuk menumbuhkan bibit-bibit sastrawan muda yang kreatif, aktif, dan mumpuni," tuturnya.

Ia menambahkan seiring perkembangan zaman, seluruh negara anggota Mastera mengalami masalah yang hampir sama, yakni minat dan kecintaan generasi muda terhadap sastra kian menurun sehingga menyebabkan penurunan jumlah sastrawan muda, khususnya kritikus sastra.

Baca juga: Program Penulisan Mastera fasilitasi sastrawan muda asah kemampuan
Baca juga: Goenawan Mohamad raih Anugerah Sastera Mastera 2018


Aminudin selaku Ketua Sidang ke-27 Mastera, berharap seluruh negara anggota Mastera dapat berdiskusi untuk mencari solusi dan bervisi bersama untuk menjenamakan Mastera kepada generasi muda sekaligus menumbuhkan bibit-bibit sastrawan muda yang kreatif, aktif, dan mumpuni.

Selaras dengan pernyataan tersebut, Ketua Delegasi Mastera Brunei Darussalam, Awang Suip menyampaikan sesuai dengan objektivitasnya, Mastera harus mengembangkan program-program yang selaras dengan semangat ASEAN dan berdampak besar terhadap masyarakat global.

"Mastera Singapura menginisiasi program-program sastra Mastera secara multibahasa dan tanggap teknologi agar Mastera lebih dikenal di kancah global," katanya.

Baca juga: Denny JA dapat penghargaan sastra tingkat ASEAN dari Malaysia
Baca juga: "Cerita Panji", sastra yang merekatkan ASEAN


Adapun agenda Mastera pada 2024 adalah menjalankan program dan kegiatan rutin yang berfokus pada, pertama, perancangan program sastra Mastera yang berdampak besar dan luas dengan pemanfaatan teknologi. Kedua, publikasi masif Mastera melalui media sosial dan menjalin kerja sama dengan universitas-universitas secara lebih luas.

Ketiga, peningkatan sastra-sastra di kawasan Asia ke level dunia. Keempat, penjenamaan kembali Mastera, khususnya bagi generasi muda. Kelima, menggencarkan pelatihan kritik sastra. Keenam, Transformasi Sastra dalam Ekonomi Kreatif dengan tetap mengedepankan tema yang menarik bagi generasi muda.

Ketujuh, tema program penulisan Mastera 2024 tentang penulisan novel dengan mengutamakan pelibatan generasi muda. Kedelapan, menyelesaikan Sisipan Lembaran Mastera yang belum terselesaikan. Kesembilan, penggiatan penulisan jurnal antarnegara, khususnya antarnegara anggota Mastera.

Dan ke-10, program-program Mastera baik dilakukan secara daring, namun, pertemuan luring untuk sidang-sidang kesekretariatan dan sidang umum tetap harus dilakukan.

Baca juga: ALF akan rayakan 50 tahun ASEAN lewat sastra
Baca juga: Penulis Asia Tenggara berkumpul di ASEAN Literary Festival
Baca juga: Asean Literary Festival 2014 segera digelar
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023