Hangzhou (ANTARA) - Asian Games ke-19 yang sangat dinantikan dibuka pada Sabtu (23/9) malam waktu setempat di Hangzhou, dengan upacara pembukaan yang menarik perhatian seluruh dunia.

Berikut ini beberapa momen berkesan dari upacara pembukaan tersebut, yang akan dikenang hingga bertahun-tahun mendatang:


Parade, "Our Asia"

Lagu "Our Asia" mengiringi masuknya para atlet delegasi peserta Asian Games Hangzhou.

Judul lagu ini mengingatkan kembali pada lirik pembuka sebuah lagu favorit yang ditulis 33 tahun lalu untuk Asian Games ke-11 di Beijing.

Asian Games ke-11 menandai debut China sebagai tuan rumah pesta olahraga internasional yang komprehensif, dan lagu tersebut bergema di seluruh jalan.
 

Delegasi china berparade saat upacara pembukaan Asian Games ke-19 Hangzhou, di Stadion Pusat Olahraga Olimpiade Hangzhou  (Xinhua/Jia Haocheng)

Berbeda dengan tempo lagu aslinya yang bersemangat, versi baru dari lagu "Our Asia" dinyanyikan dengan menampilkan instrumen tradisional China. Lagu itu melengkapi desain bunga elegan, yang mengingatkan pada lukisan-lukisan kompleks, yang terpampang di lantai LED. 

Selain itu, plakat bertuliskan nama delegasi, yang berbentuk seperti kipas dan dibuat menggunakan teknologi pencetakan 3 dimensi (3D), semakin menambah kesan dalam upacara tersebut.


Sosok yang berlari melintasi sejarah di dalam video

Sebuah video yang ditampilkan dalam upacara pembukaan tersebut menggambarkan seorang pemuda yang melakukan perjalanan melalui sejarah ribuan tahun.

Perjalanannya dimulai di kota kuno Liangzhu, yang berasal dari era 3300-2300 SM. Situs Warisan Dunia UNESCO ini diakui secara global sebagai bukti bahwa peradaban China telah berumur setidaknya 5.000 tahun.
 

Para seniman tampil saat upacara pembukaan Asian Games ke-19 di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, pada 23 September 2023. (Xinhua/Jiang Wenyao)
 

Khususnya, api Asian Games ke-19 dinyalakan di Hangzhou pada Juni lalu. Perjalanan pemuda itu juga membawanya melintasi Dinasti Song Selatan (1127-1279 M), masa ketika Hangzhou masih menjadi ibu kota.

Video tersebut menyoroti beberapa simbol kebudayaan Hangzhou, termasuk Danau Barat, yang juga merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, serta karakter-karakter dari "Legenda Ular Putih" yang menyentuh hati.

Sepanjang perjalanannya, pemuda itu berjabat tangan dengan berbagai individu, yang melambangkan keterbukaan dan warisan masa lalu.


Gulungan lukisan kota nan permai

Hangzhou, yang terkenal dengan keindahan alam dan situs-situs bersejarahnya yang menakjubkan, ditampilkan dengan jelas kepada seluruh dunia dalam acara pembukaan tersebut.

Lantai LED menghasilkan efek visual 3D, memukau para penonton lewat gambar gulungan lukisan yang ditampilkan di tengah stadion itu.

Terlihat juga tetesan air hujan memercik ke air yang berkilauan, daun teratai terbentang dengan anggun, serta Jembatan Gongchen kuno menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
 

 Para seniman tampil saat upacara pembukaan Asian Games ke-19 di Hangzhou, Provinsi Zhejiang, China, pada 23 September 2023. (Xinhua/Jiang Wenyao)

Para seniman yang mengenakan pakaian tradisional memamerkan berbagai bentuk seni kuno, termasuk musik dan kaligrafi.

Mengakhiri segmen ini, teknologi realitas berimbuh (augmented reality/AR) memungkinkan lentera yang tak terhitung jumlahnya beterbangan di udara, melambangkan tradisi tradisional China dalam mengungkapkan harapan baik.


Kaldron api dinyalakan oleh pembawa obor digital

Untuk pertama kalinya, sosok pembawa obor digital berpartisipasi dalam menyalakan kaldron api Asian Games.

Hangzhou, yang kerap disebut sebagai pusat teknologi China, menekankan tema "cerdas" untuk Asian Games kali ini, yang melibatkan jutaan orang dalam estafet obor digital.

Dalam upacara pembukaan tersebut, sosok digital, yang melambangkan para pembawa obor, melintasi Sungai Qiantang yang ikonis. Bersama perenang China juara Olimpiade Wang Shun, sosok digital itu menyalakan kaldron api yang berbentuk seperti gelombang.
   Para seniman tampil menyajikan atraksi saat upacara pembukaan. (Xinhua/Chen Yichen)
 

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023