Ketua Umum PWI yang memiliki visi ke depan terkait dengan perubahan lanskap media saat ini.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Forum Pemred Arifin Asydhad berharap Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menghindari praktik politik uang (money politics) dan menjunjung etika yang baik dalam menghasilkan pengurus organisasi periode baru.

"Saya berharap Kongres Ke-25 PWI ini bisa berproses dengan etika yang baik. Selain itu, juga sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PWI. Etika yang baik seperti apa? Ya, etika yang baik tentu bagaimana supaya menghindari money politics, misalnya, atau hal-hal lain yang malah mencoreng keberadaan PWI," kata Asydhad kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Hal tersebut, kata dia, agar Kongres XXV PWI beroleh hasil yang baik dalam rangka meningkatkan kualitas jurnalisme dan memperkuat ekosistem media yang lebih sehat pada masa mendatang.

"Terpilihnya ketua umum yang bisa meningkatkan martabat dan peran PWI pada masa mendatang," ucapnya.

Dalam kaitannya dengan Kongres XXV PWI, dia menyebut Forum Pemred sebagai bagian dari komunitas pers juga mendorong agar kebebasan pers senantiasa tetap terjaga.

Menyoal era disrupsi digital saat ini, Asydhad berharap ketua umum baru PWI yang akan terpilih nantinya memahami dengan baik bagaimana proses jurnalisme bekerja dengan lebih berkualitas dan menjunjung tinggi etika.

"Ketua Umum PWI yang memiliki visi ke depan terkait dengan perubahan lanskap media saat ini, tetapi bagaimana tetap bisa menjaga jurnalisme yang lebih baik," katanya.

Selain memiliki pengetahuan yang baik terkait dengan keberadaan media saat ini, dia berharap pula ketua umum baru PWI yang akan terpilih merupakan figur wartawan yang masih aktif bekerja di media massa.

Baca juga: Dewan Pers harap hasil Kongres XXV PWI dapat jawab tantangan jurnalis
Baca juga: Ilham Bintang harap Kongres XXV PWI jauh dari politik transaksional


"Yang ketiga, saya mengharapkan Ketua Umum PWI yang akan datang benar menjaga martabat profesi wartawan, termasuk memahami dengan baik masalah dunia pers yang ada saat ini dengan banyak munculnya media massa 'tidak bertanggung jawab' alias abal-abal," ujarnya.

Ia berharap Ketua Umum PWI yang akan datang adalah yang memang memahami bagaimana ekosistem media yang lebih baik, yang lebih sustain, atau ekosistem yang lebih berkesinambungan.

Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan membuka secara resmi Kongres XXV PWI di Istana Negara, Senin (25/9) pada pukul 14.00 WIB, yang dihadiri oleh 180 orang perwakilan provinsi dan pengurus PWI Pusat.

Kongres XXV PWI yang digelar dengan lokasi utama di Kota Bandung, Jawa Barat, 24—26 September 2023, akan merumuskan penyempurnaan AD/ART organisasi, kongres tersebut akan memilih ketua umum, dewan penasihat, dewan kehormatan, dan pengurus terpilih.

Pada kongres kali ini, setiap PWI provinsi berhak mengirimkan tiga perwakilan sebagai peserta kongres, dan maksimal lima peninjau, serta pengurus lainnya sebagai penggembira. Selain itu, diperkirakan 700 hingga 1.000 orang dari 38 provinsi akan hadir dalam Kongres XXV yang digelar 5 tahun sekali itu.

Hingga saat ini sudah ada beberapa nama calon yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat. Akan tetapi, nama-nama tersebut baru akan ditentukan saat kongres berlangsung.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023